Beginilah rasanya. Saat
yang mampu aku lakukan hanya menunggu. Menunggu untuk pulang dan merebah. Dan
membiarkan semua yang telah kusimpan setiap hari keluar begitu saja, dengan bulir
yang mengalir hangat di pipi. Perasaan campur aduk antara senang dan sedih.
Tidak ada yang salah
memang. Tapi yang benar pun tak ada.
Dan aku lelah. Lelah
untuk menunggu. Aku ingin seseorang ada disampingku, menenangkanku,
menguatkanku. Tapi tak ada seorang pun yang ada.
Aku semestinya tahu aku
harus kuat, untuk diriku sendiri, karna tak ada seorangpun yang menguatkanku.
Namun aku lelah
menunggu. Lelah berjuang untuk diriku sendiri, dan untuk orang lain pula. Lelah
untuk tetap kuat. Untuk sejenak saja, aku ingin semuanya menjadi mudah.
Namun aku tahu itu tak
akan terjadi.
Walau begitu aku tetap
berharap. Aku tetap ingin. Aku tetap kuat. Aku tetap berjuang.
Dengan airmata di
pipiku.
Aku bertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar