Kalau semua yang kau inginkan terwujud apa kau siap?
Terkadang aku menerawang sampai sana.
Semua kecewa yang jatuh tepat di muka kita itu sebenarnya
suatu butuh bukan ingin.
Amboi!
Amboi!
Penerawangan itu berujung sadar kini.
Saat ingin itu terwujud.
Ternyata gunanya nihil. Kosong. Sia-sia.
Entahlah.
Aku merasa hilang arah, aku menangis-nangis memarahi
Tuhan.
Mungkin aku lupa kalau Tuhan yang punya kompas, dan
dia bisa suka hati mengambilnya.
Iya, aku lupa hidup ini bukan milikku saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar