Waktu itu lucu,
jalannya cepat sekali padahal ia tak punya kaki. Di awal tahun, setelah
menghabiskan malam akhir 2012 menuju pagi 2013 bersama Bunda (Dea), Karin, dan
Sufian di atap rumah Bunda yang berlantai empat, setelah menyaksikan langit
yang dihiasi kembang api tanpa henti di seluruh sudut kota Malang, saya
menghabiskan hari dengan tidak melakukan apa-apa di kamar kost. Hanya menyesaki
pikiran dengan segala hal yang sudah saya jalani di 2012. Saya menggambarkannya
dengan dua kata. Singkat padat. Segalanya berlalu begitu cepat sehingga terasa
singkat namun padat, sebab resolusi yang saya buat untuk 2012 pada akhir 2011
semuanya tercoret tanda tercapai. Alhamdulillah. Saya masih gadis biasa
walaupun resolusi saya semua tercapai, kenapa? Karena resolusi yang saya buat
sederhana. Saya sadar akan kemampuan dan keterbatasan saya.
Tahun 2012 adalah tahun
‘perbaikan’ sekaligus ‘perubahan’ bagi saya, bahkan saya mengalami perubahan
besar-besaran. Perbaikan dalam segala hal, perbaikan untuk mengobati luka hati
yang sudah terlalu parah, at least bagi saya. Sigh.