Waktu itu lucu,
jalannya cepat sekali padahal ia tak punya kaki. Di awal tahun, setelah
menghabiskan malam akhir 2012 menuju pagi 2013 bersama Bunda (Dea), Karin, dan
Sufian di atap rumah Bunda yang berlantai empat, setelah menyaksikan langit
yang dihiasi kembang api tanpa henti di seluruh sudut kota Malang, saya
menghabiskan hari dengan tidak melakukan apa-apa di kamar kost. Hanya menyesaki
pikiran dengan segala hal yang sudah saya jalani di 2012. Saya menggambarkannya
dengan dua kata. Singkat padat. Segalanya berlalu begitu cepat sehingga terasa
singkat namun padat, sebab resolusi yang saya buat untuk 2012 pada akhir 2011
semuanya tercoret tanda tercapai. Alhamdulillah. Saya masih gadis biasa
walaupun resolusi saya semua tercapai, kenapa? Karena resolusi yang saya buat
sederhana. Saya sadar akan kemampuan dan keterbatasan saya.
Tahun 2012 adalah tahun
‘perbaikan’ sekaligus ‘perubahan’ bagi saya, bahkan saya mengalami perubahan
besar-besaran. Perbaikan dalam segala hal, perbaikan untuk mengobati luka hati
yang sudah terlalu parah, at least bagi saya. Sigh.
Perbaikan dalam persahabatan yang ‘hampir’ hancur. Semuanya membuat saya belajar untuk mencintai dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun kemudian sadar itu sangat sulit sekali dilakukan. Belajar untuk memaafkan kemudian sadar luka yang telah digoreskan tidak akan benar-benar hilang. Namun saya tetap belajar, terus belajar. Tidak ada kata menyesali semuanya dalam kamus saya. Semuanya membuat saya menjadi orang yang lebih dewasa. Mengingat umur 18 sudah termasuk dewasa. Saya jadi memandang semua hal lebih luas, lebih realistis, tidak menye-menye (galau maksimal) sampai gampang nangis lagi, dan saya jadi nggak gampang sakit lagi, akward, tapi memang benar. Hati sama fisik itu sejalan menurut saya, disaat hati baik-baik saja, fisik pun akan mengikuti. Sudah cukup masalah hati, sekarang hati ini sudah sangat tenang dan semua yang dulu ‘rusak’ sudah baik-baik saja. Sangat, jauh lebih baik.
Perubahan? Di tahun lalulah saya mengalami perubahan besar-besaran dalam hidup. Menanggalkan seragam putih abu-abu, meninggalkan rumah dan kota tempat saya tinggal dari lahir, Medan, berjuang sendiri melawan kerasnya hidup di Jawa, tinggal di kost-kostan sesuatu yang benar-benar baru, hingga mendapat kebebasan pergi kemana saja dari tempat ke tempat, kota ke kota yang dulu tidak saya dapati. Dan sekarang saya nyaman sekali dengan kehidupan baru ini.
Bonusnya, saya bertemu beberapa sosok-sosok hebat seperti; Kemal
Pehlevi, Setiawan Yogy, pemain-pemain basket terkenal di DBL, Windy Ariestanti,
Indra Widjaya, Christian Simamora, dan Aan Syafrani. Akhirnya saya melihat
mereka langsung setelah selama ini melihat di televisi dan mengagumi tulisan-tulisan
mereka. Saya naik pesawat untuk pertama kalinya dan melihat Monas (sungguh salah
satu resolusi sederhana saya), menginjakkan
kaki di DBL Arena Surabaya, dan melihat sunrise di Bromo. Semuanya, bakal jadi
panjang sekali kalau dituliskan. Terima kasih 2012!
2013 sudah berjalan
hampir sebulan, resolusi pun sudah kembali tertulis untuk dicoret tanda tercapai. Atas rahmat Allah yang Mahakuasa dalam tempoe jang
sesingkat-singkatnya saya mengatakan bahwa 2013 ini akan menjadi tahun yang
luar biasa dan penuh kejutan. At least, I hope so. Aamin.
Salam senyuuum :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar