Dengan
mengenakan seragam sekolah, Gara melangkah kedalam sebuah kantor redaksi majalah
remaja lokal di kota Medan. Sambil membawa hasil tulisan yang akan dimuat di
majalah tersebut. Gara melihat ke sekeliling kantor, kesibukan yang akan dia
lalui selepas masa SMA nya akan ia lanjutkan disini. Sebulan yang lalu ia
diterima bekerja sebagai jurnalis lepas. Gara berjalan menuju sebuah meja
resepsionis, sudah banyak orang-orang kantor yang mengantri disana untuk
mengambil tanda pengenal. Ah, ada Kayla disana. Seketika jantungnya berdebar.
Sudah sebulan ini hidup Gara terasa lebih bersemangat. Bukan saja karena Bu
Indah, editor senior disini yang menyukai banyak tulisannya tapi karena ada
Kayla, dan sudah lumayan banyak yang Gara tahu tentangnya. Kayla Vanie namanya.
Siswi kelas 3 SMA di sebuah sekolah negeri di Medan, sebaya dengan Gara, yang
juga bekerja sebagai freelancer di kantor ini. Sebagai fotografer freelancer,
yang tugasnya mengabadikan acara-acara yang diadakan kantor, kabarnya gadis itu
bekerja disini untuk membantu orangtuanya membiayai sekolah. Gadis yang baik,
pikir Gara. Hmm Kayla Vani, satu bulan belakangan ini Kayla terlihat indah di
matanya, Gara tidak akan lupa pada wajahnya. Menggemaskan, misterius. Kelihatan
pendiam, ada sesuatu yang membuat Gara tidak bisa lupa padanya. Gara ingat satu
kali tangan mereka pernah bersentuhan di tengah kerumunan saat acara konser
yang disponsori oleh majalah lokal ini, mereka berpandangan lalu saling
tersenyum.
Kayla telah
selesai mengantri, sementara Gara masih berada pada antrian paling belakang.
Mereka berpapasan. Kartu pengenal yang baru saja Kayla ambil terjatuh tepat di
depan kaki Gara, tanpa pikir panjang Gara langsung mengambilnya dan
memberikannya pada Kayla.
“Makasih ya,
Gara.” Kayla tersenyum tipis menerimanya dan langsung pergi berlalu. Tapi, apa
yang baru dikatakannya? Gara? Dia tahu nama Gara. Gara temenung bingung. Apa
tadi Kayla grogi mendapati ada Gara disana sehingga kartunya terjatuh, dan dia
tahu nama Gara. “Ah jangan geer deh, tau dari orang kali. Tapi tadi beneran
kaya adegan sinetron ya? Haha.” batinnya sambil tertawa dalam hati, di hatinya
yang berbunga-bunga saat ini.
Setelah
mengambil tanda pengenal, Gara naik ke lantai dua, berjalan sepanjang koridor
kantor yang terdapat banyak pintu ruangan di kanan dan kirinya, hingga terhenti
pada sebuah ruangan dan mengetuk pintu perlahan.
“Masuk!”
Terdengar suara seorang wanita dari dalam ruangan. Gara memutar knop pintu,
lalu masuk. Ia tersenyum tipis kemudian duduk di depan sebuah meja.
Indah Ardina, Editor Senior. Sebuah plat nama terpajang di atas meja.
“Ini buk.” Gara
menyerahkan tulisannya kepada Bu Indah.
Bu Indah membaca
kertas yang diserahkan Gara sebentar lalu tersenyum.
“Menarik, kaya
biasa. Makasih ya Gara, besok datang lagi. Ohya, selamat ulang tahun.” Bu Indah
tersenyum ramah, menampilkan deretan giginya yang rapi.
“Pasti buk,
besok saya datang lagi. Iya, makasih ya buk udah inget.”
“Sama-sama. Kapan
pengumuman kelulusan Gar?” tanya Bu Indah.
“Ujian
nasionalnya juga belom buk, udah ditanya kapan lulus aja, hehe. Mungkin bulan
Mei.”
“Oh ya nggak
apa-apa. Soalnya kalo kamu udah lulus kan bisa jadi jurnalis tetap disini. Ibuk
yang rekomendasiin lho, soalnya ibu suka banget sama tulisan-tulisan kamu.”
“Wah bener buk?”
“Iya, bayaran
jurnalis lepas kan cuma dihitung per tulisan aja sih Gar. Masa kamu mau
gitu-gitu aja? Apa nggak lebih bagus jadi jurnalis tetap.”
“Makasih ya buk.
Wah saya jadi nggak sabar buat cepet-cepet lulus ini.”
“Nulisnya juga
harus lebih giat ya.”
“Pasti, yaudah
saya permisi buk. Besok saya kesini lagi. Sekali lagi, makasih banyak ya buk.”
Gara bangkit dari duduknya lalu menyalami Bu Indah. Sepeninggalnya dari ruangan
editor senior, Gara ingin berteriak sekencang-kencangnya. Betapa bahagia hari
ini, menjadi jurnalis adalah salah satu impiannya dan sebentar lagi akan
menjadi kenyataan, jatuh cinta? Ya, di hari ulang tahunnya ke delapan belas.
***
Bersambung...
(Udah lama banget cerbung ini diabaikan ehehe. Walaupun lanjutannya dikit, karna belum tahu lagi mau dibawa kemana Garadit ini. Enjoy the first and second part di label Garadit di paling bawah Tulisan Feby ya :) )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar