(22.31, Medan, 31 Juli 2013)
Dua puluh satu hanyalah angka.
Namun bagiku juga sebuah
makna. Sebuah lautan.
Selamat berlayar di dua
puluh satu.
Walau ini cuma tinta hitam
diatas secarik putih.
Namun tertulis dalam
lipatan doa dengan segala keikhlasan yang ada.
Semoga tak terhalang
terik pun hujan.
Tak terdampar dan
hanyut di pulau bernama lupa.
Hidup cuma sekali, kan?
Tak peduli berapa
nikmat yang ingin, akan, dan mesti diraih.
Satu, dua, seribu, sama
saja.
Untuk apa terus
merutuk?
Perahumu sudah ada, siap berlayar di dua puluh satu.
Dengan kemudi kehendak
semesta.
Awak perahumu telah
lengkap.
Dua malaikat pencipta,
saudara, kekasih, kawan. Mereka akan bantu tebar segala suka dan usap segala
laramu.
Pasrahkan setiap arus
yang menabrak dan tepi yang disinggahi pada-Nya.
Dan yang mampu kau
lakukan hanya menjadi nahkoda yang sabar dan penuh syukur.
Bersama angin takdir
yang menghembus layar dan akhirnya tiba pada sebenar-benarnya tujuan.
Di dalam kesementaraan
dunia.
Hidup cuma sekali, kan?
Semoga di dua puluh
satu ini, milikmu bermakna.
Teruntuk,
Kak Raka Eka
Pramudito.
(Selamat 31 yang ke-21. Semoga semakin dewasa
dan kreatif. Semoga kesukaannya pada tantangan dan petualangan berbuah hasil
yang keren. Semoga tidak menjadi sosok yang keras kepala, mampu lebih baik lagi
menjaga relasi, dan tidak mudah lupa diri kalau sudah berhasil nanti (minimal
traktir bakso lah tiap gajian kalo udah kerja nanti). Semoga semakin sayang
keluarga dan kekasih (p.s: dia butuh lebih banyak perhatian. Jangan sampai
lama-lama dia berubah jadi papoy yang disuntik cairan ungu. You know? That is serem, banget.) Semoga jadi manusia tegar yang tidak mudah terpuruk kalau-kalau
dimampirin kesedihan atau kegagalan atau diperlakukan kurang baik oleh
orang-orang sekitar. Bolehlah, sesekali berubah jadi ultraman. Oke, Kak?)
Salam.
Gadis hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar