Teruntuk,
perempuan bermata
sendu.
Jadikanlah sendumu itu lagu. Yang mesti dinyanyikan secara merdu. Tanpa pandang bulu.
Sumbangpun itu, kan tetap terdengar syahdu.
Teruntuk,
perempuan bermata
sendu.
Kenakanlah pakaian
terbaikmu. Dari sutra atau kain beludru. Supaya padamulah mata dunia tertuju. Hingga dirimu menjadi satu dari seribu.
Teruntuk,
perempuan bermata
sendu.
Semoga takkan pernah semangatmu gugur pun terlihat peringaimu haru. Yakinilah akan ada hari dimana mimpimu
tak lagi saru. Ia benderang seperti purnama bulan lalu. Tunggulah
hingga tiba masa itu.
Dimana sendumu tak
sebatas sendu.
Ia adalah lagu.
Yang sedang dinyanyikan seseorang dengan
malu-malu.
Pada suatu tempat di penjuru,
yang belum kau jamah dan kau tahu.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNggak bosen nih baca suratnya, kalo udah suka jadi nyaman :)
BalasHapus