Gara: "Alfi... "
Alfi: "Seharusnya kau bertanya ‘ada apa’ bukannya memanggil balik namaku."
Gara: "Haha, maaf. Aku terlalu suka menyebut namamu. Ya, ada apa?"
Alfi: "Aku menangis lagi."
Gara: "Aku marah, Fi."
Alfi: "Kenapa? Setiba-tiba ini? Tanpa alasan? Kau mau membuatku makin menangis dan terpuruk? Jahat."
Gara: "Lebih jahat mana kau yang menyakiti dirimu sendiri?"
Alfi: "Aku tidak... Hhh, ya aku menyakiti diriku lagi, Ra.”
Gara: "Air matamu terlalu berharga untuk pria itu, pria yang tak menyadari mujizat telah begitu dicintai oleh perempuan seindah kau. Yang tak benar-benar peduli padamu, sampai kapan kau cukupkan kesabaranmu menantinya?"
Alfi: "Aku mencintainya dan akan selalu begitu."
Gara: "Ketahuilah, bahuku selalu ada untukmu menumpahkan butir mutiara itu, Fi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar