25 Agustus 2015 |
Dulu
saya pernah pikir bahwa saya bakal bisa ngelakuin sesuatu yang besar sebelum
umur saya memasuki 20. Namun setelah saat itu datang, saya membuat excuse bahwa
hectic nya segala urusan akademis demi menyandang gelar S.Ikom membuat saya
wajar tidak mampu memenuhi harapan saya itu. Nyatanya tidak. Setelah memasuki
21 tahun ini saya baru sadar bahwa yang menghambat saya melakukan suatu hal
besar adalah rasa malas dan takut. Saya malas untuk memulai dan saya takut
mengambil tindakan. Ternyata saya terjebak dalam zona aman, seperti kebanyakan
orang saya hanya bisa melihat orang lain seumuran saya telah melakukan banyak
hal besar baik untuk dirinya sendiri dan orang lain. Mereka berlari jauh
sementara saya hanya diam di tempat, mengayuh sepeda yang rantainya telah
lepas. Saya nggak kemana-mana.
Lalu
saya bertanya, hal besar apa sih yang begitu gilanya ingin saya raih? Sampai hari-hari
saya dipenuhi rasa khawatir, saya sudah umur segini, tidak bisa begini saja,
saya rasa saya sangat tidak produktif, kenapa saya diam saja. Begitulah yang
ada di pikiran saya setiap hari. Semua itu berujung pada satu ketakutan, saya
takut orangtua saya tidak memiliki suatu apapun untuk dibanggakan dari diri
saya.
Iya,
saya takut kalau hal itu terjadi.
Saya
hidup dalam bayangan masa lalu dimana saya harus membuktikan bahwa nanti saya akan
sukses ditengah keterbatasan yang sangat susah saya jelaskan dalam tulisan ini.
Intinya, ada satu titik dimana saya harus membuktikan ke orang-orang tertentu
yang bahkan jika saya ungkapkan nggak akan ada yang percaya bahwa saya memiliki
‘dendam’ sebegitunya terhadap orang-orang tersebut.
Sekarang
saya harus melapangkan dada, melakukan sedikit demi sedikit hal berdasarkan
prioritas. Saya masih harus berjuang kurang lebih satu tahun lagi agar lulus
tepat waktu, masih harus melewati tikungan tajam bernama skripsi. Doa saya
di usia ke 21 ini adalah agar satu-satunya penolong, Allah SWT memberikan
kemudahan dalam proses melewati tikungan tajam tersebut serta memberikan kekuatan lebih untuk membebaskan diri dari ketakutan-ketakutan yang malah membuat nggak bisa melakukan apa-apa. Itu
saja.
Aamiin.
Ohiya,
ulang tahun kali ini saya lewati di kantor tempat magang bersama orang-orang baik yang
diberikan Allah SWT untuk membuat saya tersenyum. Mereka ymembuat saya
semangat menjalani masa magang yang menjadi salah satu tikungan sebelum
skripsi. Saya dihujani doa-doa baik dari keluarga, teman dan sahabat yang
sangat saya syukuri keberadaannya di muka bumi ini, setiap tahunnya. Saya diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam segala hal. Untuk itu
nggak ada hal lain yang harus saya lakukan selain bersyukur sebanyak-banyaknya, tak pernah berhenti berdoa dan berusaha.
Saya sangat bersyukur telah terlahir.
21
tahun ini semoga bermakna.