Sajak Paling Perih

:fach

aku sanggup menulis larik-larik puisi paling perih malam ini. menulis, misalnya, malam runtuh dan bintang biru gemetar di jauh sana. udara malam berpusar dan bernyanyi di angkasa.

aku sanggup menulis larik-larik puisi paling perih malam ini. aku mencintai dia, dan sesekali dia mencintai aku pula.

aku sanggup menulis larik-larik puisi paling perih malam ini. di kepala dia tak lagi aku capai, di dada dia tak lagi aku gapai. malam yang begitu mencekam, bertambah kejam sebab dia tiada. dan puisi menetas di dada seperti airmata-embun menetes di rumputan.
tak mengapa kalau cinta tak bisa di sini menahan dan menjaganya. malam runtuh dan dia tak bersama aku.
begitulah. di jauh sana seseorang lirih menyanyi, di jauh sana. duh, kini seluruh jiwaku luruh dan malam runtuh tanpa dia. sebab ingin dia ada di sini. tetapi tetap tatapku tak sanggup menangkap dia.

hatiku mencari, tetapi tetap dia tiada di sini. pepohonan menjadi putih lalu patah malam ini juga. kami, yang dulu satu, kini jatuh jadi sendiri-sendiri.
kini dia orang lain, milik orang lain.


adakah cinta yang jatuh kepadamu itu melebihi cintaku?

(aan mansyur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar