Indonesia Dulu Lah: Bagian V (Jawa Tengah & Bali)

Untuk dua tempat terakhir ini sedikit istimewa menurut gadis itu. Karena sebelum pernah terpikir untuk bisa menginjakkan kaki di dua tempat itu dan sebelum pernah merasakan secara langsung berada di tempat, gadis itu sudah duluan membuat sajak dan memusikalisasikannya. Dan ajaibnya, tidak lama setelah menyajak dan memusikalisasikan tentang tempat itu, si gadis diberi Allah kesempatan (waktu, fisik, dan kegiatan tabung menabung seperti biasa) untuk menginjakkan kaki di dua tempat indah itu. Yogkyakarta yang ngangenin dan Bali yang eksotis.

Gadis itu menggembelkan diri lagi dengan menempuh perjalanan kereta api Malang-Jogja selama delapan jam sendirian. Nekat saat minggu tenang sebelum ujian akhirnya di pertengahan 2013. Ia memasrahkan nasib selama 3 hari di rumah bude yang ia temui saat kecil dulu dan belum pernah bertemu lagi hingga saat itu, juga menggantungkan nasib petualangannya di Jogja kepada sahabat yang digembelinya di Pacitan dulu. 3 hari adalah waktu yang sangat amat singkat untuk mengelilingi Jogja. Tapi ia tak menyesal, setidaknya kepenatannya menuju UAS hilang karna Jogja. Foto itu adalah saat ia kembali ke masa kanak-kanak dengan bermain gelembung sabun di Alun-alun Selatan. Ya, dia mencoba untuk berlari dengan menutup mata ke arah pohon besar fenomenal itu, tapi berhenti di tengah jalan. Entah kenapa.  
Sejauh ini, mungkin menurut gadis itu foto inilah yang paling bagus ia ambil dalam perjalanannya. Ia sangat menyukai foto ini. Candi Borobudur. Dulu ia bertanya-tanya bagaimana rasanya menginjak salah satu dari tujuh keajaiban dunia itu dulu, melihat di TV, buku-buku pelajaran sekolah, serta album foto keluarganya. And there she is. Panasnya edan, pantas Mamanya menyuruh bawa payung.
Djendelo Cafe. Gadis itu tahu tempat minum kopi unik ini setelah membaca novel Bernard Batubara berjudul Kata Hati yang juga difilmkan itu. Ia sangat penasaran bagaimana cozy-nya cafe yang terletak di atas toko buku Togamas jalan Gejayan ini. Ternyata aura di cafe ini benar-benar nyaman dan sangat jadul, mulai dari gaya tulisan di menu, nama-nama menu, perabot, kursi, dan dinding serta lantai kayunya. Recomended.
Malioboro, bro. Ikonnya Jogja. Memang ya, walaupun bolak-balik dikelilingi semalaman gak capek dan gak pernah cukup nikmatin daerah ini. Ala kra project, "Musisi jalanan mulai beraksi~" Gadis itu mengagumi keromantisan dan keriuhan Malioboro. Ia jatuh cinta pada Malioboro dan berjanji suatu saat akan kembali lagi.
Gadis itu melompat dan berpetualang di Bali selama sepuluh hari pada pertengahan 2013 sesaat setelah kembali ke kampung halaman. Hura-hura? Boros? Tidak, apalagi kalau bukan menggembelkan diri di rumah sahabat yang tinggal disana bersama Ibu yang rajin masak dan alhamdulillah memiliki kendaraan untuk kami pakai berpetualang. Cak cak cak cak. Gadis itu mengetahui tari kecak sebatas suara itu saja, padahal banyak sekali harmonisasi suara yang digumamkan saat tarian ini berlangsung. Satu hari dihabiskan dengan menjelajahi Ubud yang keseniannya kental sekali, daerahnya keren unik, dan aaaah Ubud is good pokoknya. Penjelajahan di Ubud diakhiri dengan menonton pertunjukkan Kecak and Fire Dance di Pura Dalem Ubud. Untuk nonton pertunjukan ini delapan puluh ribu harus rela keluar. Tapi gak sebanding lah dengan penghargaan kita buat budaya Indonesia. Waktu gadis itu, sahabatnya, pacar sahabatnya, dan adik sahabatnya itu menonton hanya merekalah orang Indonesia yang ada disana, selebihnya turis asing semua. Ckckck. Ohiya jangan lupa untuk membaca kertas naskah pertunjukan itu ya, kalau nggak ya nggak bakal ngerti ceritanya. Over all, Ubud pecah banget.
Monkey Forest, Ubud. Jangan make aksesoris apapun waktu jelajahin daerah ini bahaya. Gadis itu harus rela lagi tiga puluh ribu terkuras untuk melihat aksi monyet-monyet lucu disana. Tapi sekali lagi, terbayar dengan keseruan-keseruan yang terjadi di dalamnya. Lucu.
Museum Renaissance Blanco. Gadis itu dulu berlangganan majalah Gadis, dan pernah membaca artikel tentang Antonio Blanco dan Mario Blanco anaknya. Dan gadis itu tak pernah menyangka, ia bisa masuk dan melihat langsung lukisan bapak dan anak itu langsung di museumnya. Tidak diperbolehkan memoto lukisan disana. Saat masuk kita langsung disambut dengan penjaga yang menawarkan kita untuk berfoto bersama burung jinak disana. Lagi-lagi, Ubud benar-benar menguras uang, tiga puluh lima ribu harus rela gadis itu keluarkan untuk menikmati pelukis yang sangat ia jatuhi rasa penasaran itu. Di akhir penjelajahan di museum kita disuguhkan dengan koleksi barang-barang antik (sudah diperbolehkan foto) dan bonus segelas es teh di restoran yang harga makanannya wow sekali. Museum Blanco sejauh itu benar-benar keren.
Perjalanan gadis itu selanjutnya semakin eksotis dengan kejutan dari Pantai Balangan. Biru dimana-mana. Hijau sepanjang mata memandang. Dan di pantai inilah, gadis itu mendapatkan sunset pertamanya..
 Sunset kedua di Pantai Kuta. Setelah berkeliling di Beachwalk.
 Sunset ketiga di Pantai Padang-padang. Eksotis.
 Singgah sebentar di Pantai Pandawa.
Dua teman berjalan gadis itu susah sekali bangun pagi. Dan pada hari kedelapan akhirnya gadis itu baru bisa dapetin sunrise di Pantai Sanur.
Pemandangan bonus di Pantai Pandawa. Patung-patung kapur.
Pertama kali memancing di Pemancingan Lestari. Sepuluh ribu satu pancing beserta umpannya. Menyenangkan ternyata memancing itu.
 Pura Agung Tanah Lot. Sedang surut so that girl could see the 'holy' things. Ada suasana magis di Pura ini.
 Pura Dalem Agung.
Dan terakhir, Uluwatu. Allah emang keren.

Sajak gadis itu?
Yogyakarta: https://soundcloud.com/febiolaaditya/yogyakarta
Bali: https://soundcloud.com/febiolaaditya/bali-pembacaan-sajak-oleh
Terimakasih ya untuk yang sudah mendengarkan sejauh ini :)

Iya gadis itu adalah saya. Saya masih pengen banget jelajahin Indonesia sampai ke Papua sampai ke pelosok yang saya sendiri nggak pernah bayangin sebelumnya. Karena Indonesia itu kaya banget, alamnya budayanya, orang-orangnya. Semua berawal dari Dwiwarna, hingga kini saya bisa ngelihat lebih dari dua warna, saya ngeliat pelangi. Pengen ngeliat ciptaan-Nya yang lebih keren lagi. Nabung, nabung, nabung. Karna tiap ada kemauan pasti ada jalan kan ya? Ehe. Bismillahirrahmanirrahim.... Indonesia dulu lah ;)

Indonesia Dulu Lah: Bagian IV (Jawa Timur)

Jawa Timur = surganya para petualang. Seriously, buanyak sekali tempat-tempat yang parah kerennya di provinsi ini. Gadis itu nggak salah memilih tempat kuliah memang, janji dalam hatinya untuk berpetualang dimudahkan dengan tinggal di satu kota kecil romantis bernama Malang beserta teman-teman dengan kegilaan akan berpetualang yang sama dengannya. 

Gadis itu akan membuka cerita dengan sunrise dari atas Villa Putih kota Batu, pada pagi hari saat ia baru membuka mata dan langsung berlari ke arah balkon mendapati sunrise seindah ini. Gadis itu sudah menjadi fotografer amatir sekarang, dibantu dengan aplikasi Instagram. Ha. Ha.
Menggembelkan diri lagi dengan menumpang selama beberapa hari di rumah seorang teman di Surabaya pada akhir 2012. Gadis itu tidak menyangka Surabaya sepanas itu. Namun ia terkagum-kagum dengan tata kota Surabaya yang benar-benar modern. Di Tugu Sura dan Baya ini, ia seperti sedang berada di televisi. Karna ia melihat Surabaya sebatas tugu ini saja di layar kaca.
Melompat ke awal tahun 2014. Gadis itu mendapati dirinya tersesat di suatu tempat dengan pemandangan luar biasa. Nama tempat itu adalah Taman Nasional Baluran, Banyuwangi. Keindahan tempat itu tidak cukup digambarkan dengan satu foto, jadi ia hanya mampu menunjukan poster yang terlihat sebelum memulai petualangan disana. Complete area to the explorer. Berbagai macam satwa (mostly, monkey), padang savana, gunung yang super keren, tempurung kepala banteng, sampai pantai? Ada. Ohiya, usahakan naik mobil ya kalau ingin kesini, perjalanan masuknya berpuluh kilometer dengan kondisi jalan yang lumayan parah.
Kembali ke akhir 2012, gadis itu singgah ke Taman Bungkul. Dan kembali lagi ke taman indah ini pada pertengahan 2013, dengan tujuan selanjutnya bersama teman-teman gilanya = Gang Dolly (bener nggak sih tulisannya?) Seriously, mereka melewati gang tak terdefinisikan itu dua kali. DUA kali karna penasaran. Mereka di dalam mobil saudara-saudara, tenang saja. Edan.
 Awal 2014, pada suatu sungai di Lawang. Gadis itu tergila-gila akan suasana tenang disana.
Selecta, terletak di kota Batu. Taman bunga yang luas, pemandangan persawahan dari atas, kolam renang, aquarium raksasa, tempat membeli oleh-oleh. Pertengahan 2012 dan akhir 2013 gadis itu menginjakkan kaki di tempat keren ini. Biaya masuknya, sediakan saja dua puluh ribu per orang. Entah sekarang sudah berapa gadis itu pun lupa.
Taman Baca Amin terletak di kota Batu. Tepat di sebelah Jawa Timur Park I. Percayalah tempat ini benar-benar keren parah. Tenang dan nyaman. Cocok untuk nulis. Yang kurang disini: buku sastra (karna kebanyakan buku anak), kopi, dan colokan. Taman Baca ini dibangun dari kontainer warna-warni yang ditumpuk sedemikian rupa, dengan kursi-kursi yang strategis untuk membaca karena disuguhkan dengan balkon plus angin sejuk dan pemandangan gunung. Gadis itu memfavoritkan tempat ini.
Pacitan, lebaran 2012. Ia menggembelkan diri lagi di rumah seorang sahabatnya selama lima hari untuk merayakan lebaran bersama keluarga sahabatnya itu. Enough said, gambar ini cukup menggambarkan keseluruhan petualangan di Pacitan mulai dari pantai-pantai nggak waras yang seperti tanpa penghuni dan terisolir padahal indahnya luar biasa, menjaga warung, naik pick up kemana-mana, melihat kumpulan kapal nelayan di pantai yang sedang pasang, melewati kediaman Pak SBY dulu, dan lainnya. Iya, gadis itu sedang tergila-gila dengan Perahu Kertas makanya posenya seperti itu. Abaikan.
Paiton, pembangkit listrik Jawa-Bali. Percayalah, memandangi Paiton saat malam hari itu, cantik sekali. Sangat. Gadis itu sudah berulang kali melewati Paiton namun tetap berulang kali pula kekagumannya tidak luntur.
Pantai Bajulmati, Malang Selatan. Katanya sih Pantai Bajulmati itu ada dua, nah yang gadis itu singgahi pertengahan 2013 ini adalah yang Bajulmati satu. Entahlah. Anyway, waktu gadis itu datang kesana bagaikan pantai pribadi, sepi...... Pasirnya nggak putih, tapi hitam. Ada kapal-kapal nelayan yang lewat, dan bisa minum air kelapa dengan santainya kaya foto di atas. Sluuurrrppp.
Kota Batu dan Malang dari atas gunung yang katanya namanya Gunung Banyak. Tempat ini lebih dikenal dengan nama Paralayang sih. Gadis itu empat kali tersesat di sana.
Kebun Teh Wonosari, terletak di Lawang. Tempat ini menjadi tempat langganan untuk mendinginkan kepala gadis itu selepas ujian akhir bersama teman-teman senasib sepenanggungannya.
Kawah Ijen, Bondowoso. Gadis itu mendaki di gunung Ijen ini di akhir tahun 2013. Pendakiannya 2 jam an dan medannya curam, berbatu-batu, dan banyak pembawa batu belerang yang naik turun, kalo kita nggak hati-hati kemungkinan muka atau kulit tangan bisa kegesek atau nyenggol panggulan batu belerang yang mereka bawa. Pokonya medannya berat banget, sepatu gadis itu rusak disana untung aja temannya ada yang bawa sendal gunung. Fiuh~ Lihat asap putih tebal itu kan? Kalau masih gelap asap itu warnanya biru, jadi kaya ada api biru gitu dari dalem kawah dan itu keren banget, dikenalnya sih Blue Fire. Sayangnya gadis itu nggak kedapetan ngeliat karena macet dijalan dan kepagian sampai kawah, tapi tetap terbayar dengan desainnya Allah sepanjang perjalanan dan pastinya kawahnya itu. SubhanAllah memang...
Jawa Timur Park I, kota Batu. Dufannya Malang lah. Masuknya juga lebih murah ahaha. Gadis itu menaklukan semua wahana disana bersama keluarga barunya (kelas C.IK). Jatim Park ada dua, yang Jatim Park 2 isinya ada Batu Secret Zoo, Eco Park, dan hotel yang desainnya seperti pohon. Cool.
Pantai Goa Cina, pertengahan 2013. Terletak di Malang Selatan. Arus pantai ini deras banget, beda jauh sama Bajulmati yang tenang. Susah untuk nyebur disini. Lebih enak buat foto-foto aja. Pemandangannya, pecah men. Katanya sih di dalem batu itu goa, terus ada yang bertapa disana, orang Cina. Entahlah.
Bromo. Enough said, ini ikonnya Jawa Timur kayanya. Gadis itu sudah tersesat disini dua kali. Percayalah, pemandangan disana jauh lebih indah dari foto yang terambil dari atas motor yang sedang jalan ini.
Berburu candi! Akhir 2012, menemukan candi Sumberawan di Singosari. Jalan masuknya 200 meter, dan kita disuguhkan dengan pemandangan pohon-pohon tinggi seperti di Twilight dan sungai dengan air jernih.
Kembali ke Surabaya, berhubung saya menggembelkan diri pada teman saya yang tergila-gila dengan CLS Knights jadilah saya ikut dia nonton pertandingan yang ternyata seru juga, lumayan ngeliat cowok-cowok keren main basket dan teriak-teriak gajelas gitu, di DBL Arena langsung men! Gadis itu terharu~
Kembali berburu candi, ini adalah Candi Singosari. Gapake jalan lagi, langsung parkir, dan bisa naik dan masuk kedalam candinya. Keren sekali peninggalan kerajaan ini.
Batu Night Spectacular. Penuh lampion berbagai bentuk, gadis itu suka sekali dengan lampion bentuk menara Eiffel. This place is an excelent place to you and your lover guys. 
Alun-alun Batu. Entah berapa kali gadis itu terdampar disini. Bianglala nya indah. Tamannya indah. Semua yang ada disana indah. Ada beberapa lampion seperti di BNS juga, tapi kalau disini kita menikmatinya gratis, di BNS berbayar (15 ribu last time I'm going there).
Air Terjun Madakaripura, Probolinggo. Jangan melongo ngeliat foto ini ya, iya emang sekeren itu ciptaan Allah. Gak paham lagi sama air terjun ini. Jalan ke dalam harus siap basah, karna ada hujan abadi (semacam air terjun terpisah-pisah membentuk hujan di satu spot, mesti pake sendal atau apapun yang nggak gampang copot keseret arus sungai karena harus ngelewatin beberapa aliran sungai yang deres, dan harus siap terkagum-kagum. Sehari sebelum Idul Adha tahun 2013 gadis itu habiskan disana dan bermalam takbiran di alun-alun kota Probolinggo bersama teman-teman baru yang menyenangkan.
Agrowisata Batu. Mau petik apa gadis itu di pertengahan 2012 nya? Jambu, apel, stroberi?

Gadis itu pernah menuliskan perjalanannya dengan lebih lengkap disini:
1. http://febiolaaditya.blogspot.com/2012/10/my-journey-bagian-1-brawijaya-dan-jp.html
2. http://febiolaaditya.blogspot.com/2012/10/my-journey-bagian-2-batu_4.html
3. http://febiolaaditya.blogspot.com/2012/10/my-journey-bagian-3-bandung-jakarta.html

Jawa Timur, gadis itu menyimpan harapan untuk mendaki Mahameru. Sampai jumpa di bagian kelima, Jawa Tengah & Bali!

Indonesia Dulu Lah: Bagian III DKI Jakarta & Jawa Barat

Wuuussshhhh. Pertengahan 2012, alhamdulillah setelah perjuangan panjang gadis itu lulus dari SMK Telkom nya tercinta, wisuda, lulus SNMPTN (mati-matian belajar pelajaran anak IPS) dan mimpi sederhananya tercapai, naik pesawat dan liat monas. Singgah juga di Jakarta yang semak dan Bandung yang katanya Paris van Java walaupun cuma bentar. Alhamdulillah....

Pertengahan 2013, ia menggembelkan diri menumpang di salah satu rumah sahabatnya di Tangerang. Gadis itu main di Dufan. Iya Dufan yang sering ia liat iklannya di TV. Akhirnya dia naik semua wahana disana dari Dufan buka sampai tutup. Dahsyat sekali tempat ini saudara-saudara.
Gadis itu sangat suka suasana stasiun, decitan roda kereta dan rel, dentingan genta, announcement yang khas dari keberangkatan dan kedatangan kereta, suasana menunggu, menanti, dan berpisah. Barangkali hidup adalah sebuah stasiun, jelmaan nafas, ada yang datang dan pergi, menunggu dan ditunggu, persinggahan dan tujuan. Apapun itu. Stasiun Gambir, pada waktu bulan ramadhan 2012 itu, adalah stasiun yang magis menurutnya.
MONAS! Iya gambarnya blur, ada kesalahan teknis saat itu. Gadis itu sangat sangat sangat senang sekali akhirnya mimpinya tercapai. Mungkin karna terlalu senang sampai ia tidak mampu mengambil gambar tanpa gemetar dan menari-nari. Tapi, hidup selalu menawarkan bahagia dan sedih yang pada satu masa datangnya bersamaan. Kacamata gadis itu hilang di Monas. Kepada Monas ia berjanji untuk bertemu kembali nanti. Alhamdulillah untuk segala mimpi yang dinyatakan Allah pada gadis itu.
Salah satu sepupu laki-laki gadis itu berkuliah disini, jadilah ia diajak mampir. Mereka datang dari sore hari namun dengan 'pintar'nya karena terpana dengan keindahan kampus, ia hanya mengambil gambar ini di ITB. Itupun sudah malam, sehabis buka puasa, tahun 2012. Sigh.
Abaikan gambar yang miring ini, karena bagaimanapun 'pintar'nya gadis itu mengambil gambar karena terlalu terpana dengan segala kegemerlapan Bandung hingga gedung Sate pun tak sempat ia ambil gambarnya, ia akhirnya menginjakkan kaki di Trans Studio yang pada saat itu (pertengahan 2012) sedang heboh-hebohnya. She's so blessed. Walaupun nggak masuk, karena mahal. Ia akan kesini lagi suatu saat nanti, ia yakin mampu membayar tiket masuknya.

Gadis itu pernah menulis cerita tentang perjalanan singkatnya di Jakarta dan Bandung:

Sampai jumpa lagi dua kota dengan segala kegemerlapannya. Ada sebuah provinsi yang menyimpan tempat-tempat keren di bagian selanjutnya. Provinsi dimana gadis itu harus terbiasa dipanggil Mbak, provinsi yang gadis itu tinggali untuk mengemban kewajibannya sebagai mahasiswa yang penuh petualangan dan pelajaran hidup. Let's go!

Indonesia Dulu Lah: Bagian II (Sumatra Utara)

Medan, Sumatra Utara, di kota inilah gadis itu dilahirkan. Kota yang menyimpan banyak kenangan pun perjalanan, teramat banyak.

Ini Air Terjun Dwi Warna. Gambarnya tidak terlalu bagus karna waktu itu kamera DSLR belum terlalu eksis, jadilah gambar yang gadis itu ambil tidak seberapa. Tahun 2010, inilah perjalanan yang membuat gadis itu tak ingin berhenti berjalan lagi dan lagi. Untuk menuju ke air terjun yang berada di Sibolangit ini, harus melewati dan menjelajahi hutan selama 2,5 jam (tanpa istirahat) dan jalan kembali yang bisa lebih singkat. Melelahkan! Tapi begitu sampai dan langsung menyeburkan diri ke air terjun bewarna biru dan putih ini. Rasanya: surga dunia.
Air Terjun Sipiso-piso, terletak persis dekat Danau Toba. Gadis itu kesini bersama seluruh teman-teman seangkatannya SMK saat study tour. Yap dari SD hingga SMA, destinasi acara perpisahan sebagian besar sekolah di kota Medan adalah Danau Toba (seka keringat). Untuk menuju ke air terjun ini, bisa dilihat gambar diatas saudara-saudara, harus menuruni (katanya) seribu anak tangga. Okelah turun. Naiknya? Dia tak pernah tau rasanya karna ia hanya melihat dari atas dan belum punya keinginan hingga kini untuk melakukannya. Maybe, someday.
Ini fenomenal. Pernah mendengar kisah Danau Toba? Saat si istri dan seekor anjingnya menyeburkan diri ke banjir bandang akibat airmatanya? Mereka menjelma batu dan menggantung hingga kini di tebing itu. Gadis itu sudah berulang kali naik kapal yang membawa melihat batu gantung tapi hingga terakhir kali ia kesana, ia masih belum tau yang mana sosok wanita dan anjingnya itu. Padahal teman-temannya yang lain bisa. Sepertinya ada yang aneh dengan gadis itu. Hmmm....
Bukit Kubu. Gadis itu dan adiknya bersekolah di SD yang sama, perbedaan usia mereka 6 tahun. Saat perpisahan SDnya ia kesini bersama teman-teman seangkatan dan keluarganya dan 6 tahun kemudian saat ia (hampir) lulus SMK, ia kesini lagi bersama guru yang sama namun ada yang berkurang bertambah, keluarga, dan bersama teman-teman adiknya. Keadaan berubah, namun tempat dan kenangan tak berubah... Naya dan Jebraw pernah berantem gara-gara layangan disini lho aha.
Yep, here it is. Danau Toba. Gadis itu bukan fotografer handal. Jadi ia mengambil gambar dengan angle yang pas-pasan, maafkan.
Menuju Brastagi dan Danau Toba, kalau bisa dibilang ada 'Dufan'nya Medan, namanya Greenhill City. Gadis itu sangat katrok saat berada disana, mulutnya tak berhenti mengatup. Keren sekali wahana-wahananya!
Istana Maimoon. Ia datang kesini saat Taman Kanak-kanak kemudian tahun 2011. Tidak banyak perubahan memang.
Pertengahan tahun 2013 gadis itu dan beberapa teman-teman akrab SMK nya datang kesini. Wow, just wow. Kawah putihnya Medan. Dolok Tinggi Raja di Kabupaten Simalungun. Kemana saja kawah itu selama ini? Setelah mereka berfoto, memasang di profil picture, dan mulai banyak yang bertanya tentang kawah itu dan mulai banyak juga yang datang kesana. Yes, they're the trendsetter. But, jalan menuju kesana belum terlalu lancar. Belum diaspal jadi makan waktu 4 jam. Sabar-sabarlah dijalan saudara-saudara. Menuju ke kawah juga harus ditempuh dengan berjalan kaki selama setengah jam lagi melewati hutan dan jalan menanjak.
Sebutlah ini mall. Padahal ini adalah sebuah bandara internasional baru yang mulai beroperasi tanggal 27 Juli 2013. Bandara Internasional Kualanamu. Korea? Kalah. Kota gadis itu keren sekali ya? (kibas poni)
Masjid Azizi, terletak di kota Tanjung Pura. Menuju ke rumah nenek dan kakek gadis itu di Pangkalan Brandan, selalu melewati masjid indah ini. Dan info penting, makam pahlawan nasional Tengku Amir Hamzah terletak di masjid ini. 
Masjid Raya Al Mashun, terletak di jantung kota Medan. Gadis itu sudah mulai bisa mengambil foto dengan angle yang pas nampaknya. Ohiya di sekeliling masjid banyak yang jualan es kelapa. Just saying.
Panatapan, awal tahun 2014. Beberapa kilometer menuju Sinabung. Menikmati jagung bakar dan kopi hangat dari atas sana ditemani kabut tebal dan monyet-monyet lucu yang bergelayutan di pohon-pohon.
Pada suatu hari di tahun 2012, gadis itu mengerjakan tugas kelompok membuat sebuah film. Gadis itu dan teman-teman kelompoknya membuat cerita bawang putih dan bawang merah, tapi yang jahat disini adalah bawang putih dan bawang merahlah yang baik. Adegan cuci mencuci pakaian dilakukan di sungai yang ada di bawah titi ini. Orang-orang menyebutnya Pantai Bokek. Entahlah kenapa, mungkin orang-orang yang tidak ada modal (seperti kami) bisa bersenang-senang disini dengan seribu rupiah saja.
Pantai Permai, terletak di Kabupaten Serdang Bedagai. Awal tahun 2014 saat gadis itu sedang kembali ke perantauan dari kota tempat ia menyandang status mahasiswi. Bersama kedua sahabat yang ia rindukan. Quality Time.
Penangkaran Orang Utan, Gunung Leuser, Bukit Lawang awal tahun 2013. Foto ini diambil oleh teman gadis itu yang memang fotografer. Ia berhasil menangkap ekspresi lucu anak orang utan itu. Untuk menuju ke penangkaran harus mendaki Gunung Leuser selama 2 jam. Suguhan pemandangannya? Sungai dengan air jernih yang bisa diminum saat pendakian berakhir, sungai berarus deras untuk berarung jeram, dan yang pasti berpuluh-puluh orang utan bergelantungan di pohon yang hampir punah. Gadis itu mulai senang mendaki gunung sejak saat itu.
Kembali ke Danau Toba, yang terkenal dengan sebuah pulau di tengah-tengahnya. There it is sedikit penampakan dari salah satu sudut Pulau Samosir.
Sungai Sembahe, Brastagi. Paling terkenal sebagai tempat mandi-mandi massal keluarga. Abaikan wajah Papa gadis itu yang ada pada foto diatas. Papanya memang sangat sulit memposisikan mata dengan benar ke arah kamera.
Pertengahan 2013, tidak hanya bandara saja yang berubah menjadi sangat keren, stasiunnya juga ikut. Stasiun Medan. Sekali lagi, Medan memang keren.
Tersebutlah sebuah daerah di Medan bernama Diski. Di sebuah sudut jalan ada satu toko kelontong unik, yang selalu menarik perhatian gadis itu saat lewat menuju kota Binjai. Baskom, rak, gayung, bahkan kompor menempel dengan santainya beramai-ramai di depan atap bangunannya. Lucu, benar-benar lucu. 
Sebuah danau di Pantai Permai, Kabupaten Serdang Bedagai. Gadis itu datang kesini beberapa hari yang lalu.

Gadis itu pernah menuliskan kisah Bukit Kubu disini:
http://febiolaaditya.blogspot.com/2012/05/layang-layang-27-mei-2012.html

Perjalanan gadis itu sejauh ini absurd, tidak teratur ceritanya, namun ya sudahlah. Mari menyebrang lagi, Pulau Jawa sudah menunggu di bagian ketiga.