Indonesia Dulu Lah: Bagian II (Sumatra Utara)

Medan, Sumatra Utara, di kota inilah gadis itu dilahirkan. Kota yang menyimpan banyak kenangan pun perjalanan, teramat banyak.

Ini Air Terjun Dwi Warna. Gambarnya tidak terlalu bagus karna waktu itu kamera DSLR belum terlalu eksis, jadilah gambar yang gadis itu ambil tidak seberapa. Tahun 2010, inilah perjalanan yang membuat gadis itu tak ingin berhenti berjalan lagi dan lagi. Untuk menuju ke air terjun yang berada di Sibolangit ini, harus melewati dan menjelajahi hutan selama 2,5 jam (tanpa istirahat) dan jalan kembali yang bisa lebih singkat. Melelahkan! Tapi begitu sampai dan langsung menyeburkan diri ke air terjun bewarna biru dan putih ini. Rasanya: surga dunia.
Air Terjun Sipiso-piso, terletak persis dekat Danau Toba. Gadis itu kesini bersama seluruh teman-teman seangkatannya SMK saat study tour. Yap dari SD hingga SMA, destinasi acara perpisahan sebagian besar sekolah di kota Medan adalah Danau Toba (seka keringat). Untuk menuju ke air terjun ini, bisa dilihat gambar diatas saudara-saudara, harus menuruni (katanya) seribu anak tangga. Okelah turun. Naiknya? Dia tak pernah tau rasanya karna ia hanya melihat dari atas dan belum punya keinginan hingga kini untuk melakukannya. Maybe, someday.
Ini fenomenal. Pernah mendengar kisah Danau Toba? Saat si istri dan seekor anjingnya menyeburkan diri ke banjir bandang akibat airmatanya? Mereka menjelma batu dan menggantung hingga kini di tebing itu. Gadis itu sudah berulang kali naik kapal yang membawa melihat batu gantung tapi hingga terakhir kali ia kesana, ia masih belum tau yang mana sosok wanita dan anjingnya itu. Padahal teman-temannya yang lain bisa. Sepertinya ada yang aneh dengan gadis itu. Hmmm....
Bukit Kubu. Gadis itu dan adiknya bersekolah di SD yang sama, perbedaan usia mereka 6 tahun. Saat perpisahan SDnya ia kesini bersama teman-teman seangkatan dan keluarganya dan 6 tahun kemudian saat ia (hampir) lulus SMK, ia kesini lagi bersama guru yang sama namun ada yang berkurang bertambah, keluarga, dan bersama teman-teman adiknya. Keadaan berubah, namun tempat dan kenangan tak berubah... Naya dan Jebraw pernah berantem gara-gara layangan disini lho aha.
Yep, here it is. Danau Toba. Gadis itu bukan fotografer handal. Jadi ia mengambil gambar dengan angle yang pas-pasan, maafkan.
Menuju Brastagi dan Danau Toba, kalau bisa dibilang ada 'Dufan'nya Medan, namanya Greenhill City. Gadis itu sangat katrok saat berada disana, mulutnya tak berhenti mengatup. Keren sekali wahana-wahananya!
Istana Maimoon. Ia datang kesini saat Taman Kanak-kanak kemudian tahun 2011. Tidak banyak perubahan memang.
Pertengahan tahun 2013 gadis itu dan beberapa teman-teman akrab SMK nya datang kesini. Wow, just wow. Kawah putihnya Medan. Dolok Tinggi Raja di Kabupaten Simalungun. Kemana saja kawah itu selama ini? Setelah mereka berfoto, memasang di profil picture, dan mulai banyak yang bertanya tentang kawah itu dan mulai banyak juga yang datang kesana. Yes, they're the trendsetter. But, jalan menuju kesana belum terlalu lancar. Belum diaspal jadi makan waktu 4 jam. Sabar-sabarlah dijalan saudara-saudara. Menuju ke kawah juga harus ditempuh dengan berjalan kaki selama setengah jam lagi melewati hutan dan jalan menanjak.
Sebutlah ini mall. Padahal ini adalah sebuah bandara internasional baru yang mulai beroperasi tanggal 27 Juli 2013. Bandara Internasional Kualanamu. Korea? Kalah. Kota gadis itu keren sekali ya? (kibas poni)
Masjid Azizi, terletak di kota Tanjung Pura. Menuju ke rumah nenek dan kakek gadis itu di Pangkalan Brandan, selalu melewati masjid indah ini. Dan info penting, makam pahlawan nasional Tengku Amir Hamzah terletak di masjid ini. 
Masjid Raya Al Mashun, terletak di jantung kota Medan. Gadis itu sudah mulai bisa mengambil foto dengan angle yang pas nampaknya. Ohiya di sekeliling masjid banyak yang jualan es kelapa. Just saying.
Panatapan, awal tahun 2014. Beberapa kilometer menuju Sinabung. Menikmati jagung bakar dan kopi hangat dari atas sana ditemani kabut tebal dan monyet-monyet lucu yang bergelayutan di pohon-pohon.
Pada suatu hari di tahun 2012, gadis itu mengerjakan tugas kelompok membuat sebuah film. Gadis itu dan teman-teman kelompoknya membuat cerita bawang putih dan bawang merah, tapi yang jahat disini adalah bawang putih dan bawang merahlah yang baik. Adegan cuci mencuci pakaian dilakukan di sungai yang ada di bawah titi ini. Orang-orang menyebutnya Pantai Bokek. Entahlah kenapa, mungkin orang-orang yang tidak ada modal (seperti kami) bisa bersenang-senang disini dengan seribu rupiah saja.
Pantai Permai, terletak di Kabupaten Serdang Bedagai. Awal tahun 2014 saat gadis itu sedang kembali ke perantauan dari kota tempat ia menyandang status mahasiswi. Bersama kedua sahabat yang ia rindukan. Quality Time.
Penangkaran Orang Utan, Gunung Leuser, Bukit Lawang awal tahun 2013. Foto ini diambil oleh teman gadis itu yang memang fotografer. Ia berhasil menangkap ekspresi lucu anak orang utan itu. Untuk menuju ke penangkaran harus mendaki Gunung Leuser selama 2 jam. Suguhan pemandangannya? Sungai dengan air jernih yang bisa diminum saat pendakian berakhir, sungai berarus deras untuk berarung jeram, dan yang pasti berpuluh-puluh orang utan bergelantungan di pohon yang hampir punah. Gadis itu mulai senang mendaki gunung sejak saat itu.
Kembali ke Danau Toba, yang terkenal dengan sebuah pulau di tengah-tengahnya. There it is sedikit penampakan dari salah satu sudut Pulau Samosir.
Sungai Sembahe, Brastagi. Paling terkenal sebagai tempat mandi-mandi massal keluarga. Abaikan wajah Papa gadis itu yang ada pada foto diatas. Papanya memang sangat sulit memposisikan mata dengan benar ke arah kamera.
Pertengahan 2013, tidak hanya bandara saja yang berubah menjadi sangat keren, stasiunnya juga ikut. Stasiun Medan. Sekali lagi, Medan memang keren.
Tersebutlah sebuah daerah di Medan bernama Diski. Di sebuah sudut jalan ada satu toko kelontong unik, yang selalu menarik perhatian gadis itu saat lewat menuju kota Binjai. Baskom, rak, gayung, bahkan kompor menempel dengan santainya beramai-ramai di depan atap bangunannya. Lucu, benar-benar lucu. 
Sebuah danau di Pantai Permai, Kabupaten Serdang Bedagai. Gadis itu datang kesini beberapa hari yang lalu.

Gadis itu pernah menuliskan kisah Bukit Kubu disini:
http://febiolaaditya.blogspot.com/2012/05/layang-layang-27-mei-2012.html

Perjalanan gadis itu sejauh ini absurd, tidak teratur ceritanya, namun ya sudahlah. Mari menyebrang lagi, Pulau Jawa sudah menunggu di bagian ketiga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar