Selamat Ulang Tahun, Dee


Cintailah seorang gadis yang mampu memasak. Tak hanya sekadar mampu memoles wajah di depan cermin, namun mampu menjadi alasan seseorang untuk selalu pulang karna merindukan masakkannya. Semua racikan yang ia buat, entah nikmat atau tidak, tak jadi persoalan. Dia tetap mampu membuatmu tinggal di rumah.

Cintailah seorang gadis yang cantik. Dia yang cantik tak hanya fisik. Seorang gadis yang cantik karna ia mampu melakukan apa yang ia kuasai. Hobinya, kesukaannya, bakatnya, dan segala yang ada dalam dirinya mampu ia tebarkan seperti menebar benih di atas ladang kehidupannya.

Cintailah seorang gadis yang pintar. Dia yang pintar sebab berwawasan luas dan membuatmu nyaman bercerita tentang apa saja. Dia yang mampu membuatmu merasa didengarkan tanpa mengada-ada.

Cintailah seorang gadis yang menarik. Dia yang tanpa menabuh make up di wajahnya, namun mampu membuat berbagai pasang mata bergerak kearahnya tanpa mencoba menarik perhatian. Dia yang memiliki banyak sahabat, teman, dan keluarga yang mencintainya.

Kau akan dengan mudah mengenalinya dengan rok panjang dan heels, namun di lain hari dengan tiba-tiba kau menemukannya dengan jeans dan sepatu kets lusuh. Dia selalu membawa tas berisi apa saja yang ia butuhkan, ia tak pernah menyusahkan. Disaat kau melihat gadis-gadis lain dengan kulit putih dan bertubuh kurus, kau akan menemukannya dengan kulit gelap dan tubuhnya yang sepadan dengan kesehatannya. Ya, dia unik.


Saat ia terpuruk, jangan lakukan apapun. Biarkan ia menangis di bahumu, dan merasakan ketenangan yang kau hadirkan. Biarkan ia memaki, berteriak, sampai akhirnya ia tertawa-tawa sendiri. Dia hanya ingin diberitahu bahwa ada seseorang untuknya, saat dia melewati relief kehidupan. Tak selamanya kau harus ada, karna dia pun seorang gadis yang mandiri.

Sangat mudah mencintainya, jujurlah, maka kau akan mendapatkan kepercayaan dan kepeduliannya.  Dan saat itu terjadi, tak peduli sejauh apapun jarak membentang, ia pun akan selalu ada untukmu.

Ditulis sebagai ucapan ulang tahun untuk Dea Pratiwi Akbari.
Cintailah gadis itu, gadis Sagitarius yang kini menginjak angka 18. Words cannot describe how lucky I am have a great bestfriend as you are. Segala doa telah terbungkus rapi dan telah terkirim pada-Nya, penerima segala doa.  
Selamat ulang tahun, Dee.

(Malang, 17 Desember 2012. 03.38)

Curhat Lara Kepada Lirih

Suatu malam Lara berbisik padaku...

Kapan ya Lara nggak sedih lagi? Lara capek. Lara ingin dicintai Lirih, Lara nggak ingin lagi memendam-mendam. Sakit rasanya melihat orang yang Lara cinta dekat dengan orang lain. Lara ingin jadi yang dekat dengan dia. Tapi entah kenapa Lara nggak pernah mampu jadi yang terpilih. Sampai kapan Lara begini?

Lara menyukai malam meski malam-malamnya selalu sepi. Kadang Lara menginginkan sedikit saja kegaduhan yang mengisi malam-malamnya. Entahlah, kadang ia cinta malam, kadang membencinya.
Lara sedih. Akan ketulusannya yang terabaikan. Yang ingin sekali ia berikan kepada seseorang. Namun ia bisu, bukan tak mampu bicara, raganya yang bisu. Ia seperti burung yang tak pernah berani untuk terbang, hanya bersembunyi dalam sangkar. Burung-burung lain datang menemaninya sebentar lalu pergi lagi. Lara tak tahu harus berbuat apa. Ia membenci dirinya yang hanya mampu terlihat indah diluar, di mata orang-orang yang memandangnya, tapi di dalam ia rapuh.

Rumah Jamur



Hari ini aku bermimpi, tinggal di sebuah rumah jamur. Rumah itu berada di tengah-tengah hutan yang rimbun. Di sekeliling rumah jamur tumbuh bunga-bunga yang indah. Seperti taman bunga kecil. Ada sebuah pohon yang digantungi ayunan. Rumput-rumput hijau dihuni dua pasang ekor kelinci yang berlari kesana-kemari. Rumah jamur itu nyaman sekali, jika ingin masuk kedalam harus menunduk sedikit karna pintunya rendah. Ada dua buah sofa kecil empuk dengan meja kecil pula di tengah-tengah. Di dinding belakang sofa terdapat perapian dengan kayu bakar yang apinya menyala karna cuaca sedang dingin. Di atas meja ada sup hangat yang baru selesai ku masak dan coklat panas. Di salah satu sofa seorang pria sedang duduk sambil membaca buku. 

(Gambar dan sajak kecil yang sedikit absurd, digambar dan ditulis saat materi yang disampaikan dosen sosiologi terdengar bagai dongeng. Ada nggak ya yang mau diajak tinggal ditengah hutan begitu? -_-)
9 Oktober 2012

Di Kota Ini

Di kota ini ada taman bunga, yang bisa kukunjungi untuk sekedar berjalan-jalan menenangkan diri dari segala riuh aktivitas.

Di kota ini ada udara yang menyejukkan tubuh sekaligus hati.

Di kota ini ada puluhan tempat berpetualang dan rekreasi. Ada berbagai air terjun dengan nama masing-masing. Ada bianglala yang menyuguhkan keindahan alam ciptaan Tuhan saat berada di putaran paling atas.

Di kota ini ada kebun yang buah-buahnya bisa kupetik sesuka hati. Ada kebun teh yang tak kalah dengan Puncak. Ada bakso yang kelezatannya nomor satu.

Di kota ini ada orang-orang baik hati yang merangsang senyumku setiap hari. Ada orang-orang hebat yang kujatuhi rasa kagum.

Di kota ini ada mimpi yang kujalani.

Tapi di kota ini tidak ada kamu, yang mampu kujatuhi hati. Atau belum?

Aku Bertahan

Beginilah rasanya. Saat yang mampu aku lakukan hanya menunggu. Menunggu untuk pulang dan merebah. Dan membiarkan semua yang telah kusimpan setiap hari keluar begitu saja, dengan bulir yang mengalir hangat di pipi. Perasaan campur aduk antara senang dan sedih.

Tidak ada yang salah memang. Tapi yang benar pun tak ada.

Dan aku lelah. Lelah untuk menunggu. Aku ingin seseorang ada disampingku, menenangkanku, menguatkanku. Tapi tak ada seorang pun yang ada.

Aku semestinya tahu aku harus kuat, untuk diriku sendiri, karna tak ada seorangpun yang menguatkanku.

Namun aku lelah menunggu. Lelah berjuang untuk diriku sendiri, dan untuk orang lain pula. Lelah untuk tetap kuat. Untuk sejenak saja, aku ingin semuanya menjadi mudah.

Namun aku tahu itu tak akan terjadi.

Walau begitu aku tetap berharap. Aku tetap ingin. Aku tetap kuat. Aku tetap berjuang.

Dengan airmata di pipiku.

Aku bertahan.

25 November 2012

Haii. Sudah lama ya nggak curhat-curhat lagi disini. Kuliah benar-benar menguras waktu, pikiran, dan tenaga. RINDU RUMAH! Aaaa serius, kalau kangen itu kena pajak mungkin Feby udah jadi orang paling miskin dan nggak punya apa-apa lagi di dunia. Menjalani kehidupan sebagai anak rantau itu berat Jendral, dulu tiap bangun tidur tinggal ke dapur, ambil makan, terus selonjoran di depan TV. Lah sekarang, bangun tidur gigit jari kagak ada makanan, musti nyari lagi, mau selonjoran depan TV juga tergantung kosan punya TV apa nggak, alhamdulillah kosan Feby sih ada, nah kalo yang gak ada? Selonjoran di kolong kasur gitu? 

Intermezzo aja. Jadi anak rantau bikin saklar otak Feby pindah jadi 'on', hidup, lebih mikir dan jadi sadar sama hal-hal kecil yang dulu rasanya sepele banget pas tinggal sama orangtua. Feby harus bisa ngatur waktu lebih efisien lagi, dulu Feby makan aja musti dikomandoin sekarang musti tau waktu dimana perut harus diisi dan nggak boleh telat, karna Feby sadar kalau sakit bisa ribet jadinya, nggak bisa ngaduh-ngaduh sama Mama kaya dulu lagi, kegiatan juga pasti terhambat, dan ini yang paling ngenes, sendirian, iya, nggak punya siapa-siapa yang bisa diminta tolong beliin makan dan obat. Kemudian Feby jadi tau betapa susahnya mencuci baju itu, sebagai orang yang idealis, selama masih bisa nyuci baju sendiri Feby g`pernah mau pake jasa laundry. Ya mau nggak mau harus mencuci celana JEANS, BEDCOVER, dan JAKET SENDIRI. Kenapa di kapitalin? Sumpah nyuci ketiganya itu ribetnya ampun-ampun, apalagi waktu adegan peras-memeras yang memang nggak pernah bisa Feby kuasain dari dulu, wong meras kain pel aja masih minta tolong orang, tapi dulu ya, sekarang lagi-lagi harus bisa sendiri. Sesungguhnya memeras celana jeans dan kawan-kawannya itu adalah olahraga tersendiri bagi makhluk anti jasa laundry. Sadar betapa berartinya satu keping uang koin lima ratus rupiah sebab kalau rajin mengais-ngais di selipan dompet dan tas hasilnya lumayan, sadar untuk lebih peka sama lingkungan, dan sadar-sadar lainnya.

Sekian lama nggak nulis jurnal, udah banyak banget yang dijalanin, Malang memberi semangat yang misterius. Kadang Feby berapi-api buat ngejalanin hari-hari, tapi bisa dengan tiba-tiba malas tingkat tinggi untuk bergerak. 


Bersama stand up comedian
Kemal Pahlevi & Setiawan Yogy.

Surabaya & nonton DBL untuk pertama kalinya.



Kosan baru & bercandi ria sampai pelosok-pelosok.












Idul Adha di Desa Ampeldento & Bromo, we love you..




Bersama editor Gagas Media & Bukune dan salah satu penulis buku Menuju(h)
Aan Syafrani.

Sebagai mahasiswa ilmu komunikasi yang mengidolakan sosok Karni Ilyas dan nantinya ingin mengambil peminatan di komunikasi massa, Feby ikut pers mahasiswa di kampus. Dan mulai dari sekarang berlatih untuk membuat artikel dan berita yang bermanfaat, sehingga Feby membuat rumah baru bernama Ladang Mimpi yang beralamat di ladang-mimpi.blogspot.com , semacam zine-zine an online yang terbit setiap hari Sabtu. Isinya? Buka saja dulu :) yang pasti saya berharap bermanfaat buat semua yang membaca.



By the way, Selamat Hari Guru... Salam rindu dan tiup doa untuk seluruh guru terhebat yang pernah ada di Indonesia.

Salam senyuuum :)
Feby.

Aku Ingin Bebas

Di antara ombak yang sedang bergulung-gulung 
Ada riak kecil yang sampai ke pesisir pantai dan menyentuh telapak kaki-kaki yang berlari bebas
Telapak yang penuh lekat pasir
Sekawanan burung terbang melesat di atas permukaan laut
Mereka punya tujuan kemana arah terbangnya

Aku ingin berdiri tegak menghadap gulungan laut dan merentangkan tangan selebar-lebarnya
Seakan menantang ombak dan mengajak mereka menenggelamkanku
Aku ingin berteriak sekencang yang aku bisa
Melepaskan semua sesak, penat, beban, derita, dan apapun didalam dada

Aku ingin bebas, hanya ingin bebas

(28 Oktober 2012)

Dari Ujung Sana

“Pesen lagi? Yang itu aja belum habis!”

“Kurang enak.” Jawabku setelah berterima kasih kepada pelayan yang mengantar kopi keduaku ke atas sudut meja di kafe ini, tempat sedari tadi kami mengobrol, meja yang terletak tepat di pinggir jendela. Gerimis masih turun malu-malu, udara semakin dingin, dan malam semakin larut.

“Yee katanya pecinta kopi, mustinya udah tau mana yang enak dan enggak.” Dia membuat wajah sarkastik, menaikkan alis sebelah kirinya dan berbicara seolah mengetahui segalanya. Menggemaskan, aku ingin sekali memeluknya.

Aku mengusap-ngusap kedua telapak tangan di cangkir mocchacinoku, dingin sudah menembus jaket rajut yang kupakai, menghirup aroma dari dalam cangkir dalam-dalam, dan meminumnya perlahan. Dari semua aroma dalam berbagai jenis kopi, aroma mocchacino adalah yang paling menenangkan. “Aku lebih cinta kamu kok.”  Jawabku kemudian meletakkan cangkir ke atas meja.

“...”  

Dia menunduk lalu menatapku lekat, aku tenggelam di mata itu. Lelaki di hadapanku satu ini membuatku gila, aku sangat merindukannya.

“Kok diem sih?”

“Nggak papa. ”

“Rindu.”

“Kan aku disini.”

“Peluk dulu.”

“Hem.” Dia hanya bergumam kecil dan terseyum.

“Lagi ramai orang disini bukan berarti mereka ngeliatin kita kali. Ngapain malu.” Aku tersenyum miris.

“Ya bukan gitu...”

“Tangan kamu aja. Sini aku genggam, dingin nih.”

“Maaf banget.”

“Liat deh gerimis udah berhenti.” Aku mengalihkan kesesakan ini. “Tapi aku nggak mau pulang.”

“Kenapa?”

“Lebih enak di tempat ini, sama kamu, kamu lebih kerasa ada.” Aku memangku dagu dengan tangan dan mendekatkan wajah ke hadapannya.

“Nanti liburan yaa. Sekarang pulang oke?”

“Aku kedinginan.”

Tangannya menyentuh layar laptopnya, tanganku menyentuh layar laptopku. Kemudian saling membuat genggaman, dia menghangatkanku dari ujung sana, dari kota yang tak sama.

“Aku sayang kamu. Hati-hati ya.” Dia tersenyum dan menarik tangannya.

“Aku juga.”

“Klik.” Akhiri panggilan, offline Skype, turn off computer. Tugas makalahku sudah selesai di kafe ini namun rinduku belum. Segera kuhabiskan sisa mocchacino dan meninggalkan kafe. Berharap waktu bernama liburan itu datang secepat kilat.

(Terinspirasi dari kisah skype-skype annya bunda @deasafierra dan @dwikiprima dengan sedikit perubahan :) )

Seperti Apa Negara Ini?


Negara ini dipenuhi kata-kata tak punya isi tanpa sepeserpun harga kejujuran.
Kau lihat anak-anak pengemis kecil di pinggir jalan?
Senyum mereka menyimpan tanda tanya besar akan masa depan mereka.
Akan jadi apa?
Katanya dilindungi, nyatanya mereka menutup hati.
Mereka berjanji tanpa dipenuhi.
Kosong tak berisi.
Kita hanya mampu terkagum sekejap kemudian menunduk pilu melihat negara berwujud indah tapi tak makmur.
Negara yang punya batu pengasah, namun terlalu malas untuk mampu mengasah emas sendiri.
Seperti itulah.

Hujan Diam-diam

Inilah hujan yang jatuh tanpa sepengetahuanku. Diam, merayap, tanpa sapa. Hingga aku kehilangan jejak untuk mengejarnya lagi.

Inilah hujan yang jatuh sembunyi-sembunyi. Dia bermain petak umpet dalam rinai-rinai yang misterius. Aku tak mampu menemukannya untuk menjadi pemenang dalam permainan ini. 

Hujan, mengapa kau turun diam-diam? Saat aku merindukanmu dengan sangat. Saat hari-hari terasa penat. Saat aku tak mampu lagi bertahan dan ingin mengakhiri segalanya? Hampir, hampir saja.

Namun kau datang, walaupun diam-diam. Aku senang. Hujan, kau masih diam dan tak menjawabku. Mengapa kau jatuh diam-diam? Apa kau malu? Pada siapa? Pada mereka yang inginkan kesempurnaanmu?

Jadilah dirimu sendiri hujan, bagaimanapun itu. Kau tak deras, kau sebentar, kau tak menyejukkan, tak apa. Aku masih menjadi gadis yang bersahabat menyambutmu. Disini aku sendiri, masih mencari. Disini aku menunggu. Agar kau tak jatuh diam-diam lagi. Hujan, jadilah dirimu sendiri

(9 Oktober 2012)

My Journey Bagian 3: Bandung, Jakarta, & Pacitan

5 Oktober 2012, 09.00

Bandung dan Jakarta. Yang satu Paris van Java yang satunya ibukota Indonesia. Momen pertama kali menginjak kota ini pasti kerasanya beda, biarin deh dibilang katrok hhaha, yang pasti di My Journey bagian terakhir ini saya mau bilang kalo: Halooo semuanyaa, akhirnya saya menginjakkan kaki di ITB dan akhirnya bisa foto di Monas saudara-saudara. Jujur, resolusi tahun baru saya di 2012 ini salah satunya bisa ke Monas, dan akhirnya saya bisa ngasih tanda centang di resolusi itu yang artinya terkabul. Saya dan Mama naik kereta api ke Bandung pertengahan Ramadhan kemaren, dan lanjut naik bus ke Jakarta. Di Bandung ada keluarga Tente Cici yang kami tumpangi, rumah maminya Dhara buncid saya tumpangi satu malam, dan rumahnya buk Ayu satu malam. Naik angkot sendirian nyusulin mama ke Pasar Baru hha nekat bener, buka puasa bareng calon anak-anak Bandung, si buncid, Ummu, Rija, bang Jek, Habib, Agung, dan Roufi, keliling kawasan kuliahan Telkom, tapi ngga sempet ke gedung sate T.T yah someday I'll be there again. Di Jakarta ditampung di rumah tante Inap dua malam, dapet hadiah mukena warna biru, makasiya tante :3, satu malam di rumah tante Inong, dan satu malam di rumah bude Yut. Wiih pokoknya nomaden banget deh sama Mama waktu itu, dan letak antar rumah bukannya deket-deket ckck lumayan capek juga puasa-puasa jalan terus, yang punya rumah yang pada mintain dateng hhaha berasa artis sama sodara-sodara sendiri :D Ke MOI (Mall of Indonesia) yang penuh apartemen-apartemen super gede dan tinggi (belum pernah liat yang begitu sebelumnya, sampe-sampe rasanya dihimpit bangunan gitu), Mangga Dua, dan Monas. Cuma kesitu aja, waktu nggak memungkinkan karna Mama diburu tiket buat balik ke Medan awal Agustus. Lain kali ke Jakarta mesti ke UI! Yang paling bikin seneng itu ketemu Rini dan Runi tersayang yang udah kerja di ibukotaa, huaa, miss them so much, dikasi hadiah kalung Eiffel :')


Sama Oval & Rizki, anaknya tante Cici. Oval itu anak ITB looh saudara-saudara *gigit-gigit jari*. Dateng disaat yang ngga tepat, malem-malem jadi jelek difotonya. Nggak sempet masuk ke Trans Studio karna udah malem dan uang juga nggak memadai, jadinya nonton The Dark Night Rises, 2 thumbs up!



ITB yang keren. Cukup 3 kata ngegambarinnya ya.



Thank u buat buka puasanya semoga kita sukses! Aamin.. :)


MOI, biarin katrok yang penting eksis ya maa :p



Tante Inap dan anaknya, Iboy, kacamata ketinggalan, ngerusuhin abang-abang jualan buat bantu nyari kacamata tapi ngga nemu juga, akhirnya dengan baik hati abang itu nganter naik motor sampe depan, hem nggak rejeki ya. 



Sukses yaa bebeh-bebeh saya...



Sunset in Gambir. Bye Bandung, Dah Jakarta. See u soon.


Balik ke Malang, eh nggak lama Mama balik ke Medan. Berat, berat, beraat banget ngejalanin puasa sendirian, belum siap pisah, tapi musti dihadapin. Menjelang lebaran, kosan udah sepi, akhirnya mikir, kemana saya lebaran ini? Karna nggak mungkin sendirian di kosan. Akhirnya saya beli tiket travel ke Pacitan, ke rumah mbahnya Dyba si Jubaidah, sebelumnya saya ke rumah Om Faisal dan Tante Siska di Lawang dulu (kira-kira satu jam dari Malang) buat pamit dan nginep disana sehari, besoknya malam takbiran saya habiskan di jalan menuju Pacitan. Sampai sana jam setengah 5 pagi, hua saya nggak dapet sholat Ied karna haid. Dijemput dyba di pos polisi dan setengah jam berikutnya kami berdua beku di jalan masuk ke rumah mbah. Disana keluarga dyba ngumpul semua, dan saya benar-benar nyaman ada disana, feels like home. Ditambah masakan ibuk dyba yang keenakannya udah nggak diragukan lagi. Jagain warung, kemana-mana naik pick up, ke rumah-rumah sodara dyba, dan ke pantai! Woohoo seneng banget serius. Lebaran kali ini bener-bener berkesan.





Ini loh kediaman Pak SBY dulu, belum ada direnovasi sedikitpun. Dari dulu penasaran sih gimana tempat tinggal bapak presiden kita ini. Ternyata sederhana banget. Dan akhirnya bisa ngeliat langsung :) 

This is it My Journey. Semoga perjalanan demi perjalanan selanjutnya lebih luar biasa lagi, aamin... Nanti sore mau nonton stand up comedy nya Kemal sama Yasmin di UMM. Semoga bisa dapet foto bareng sama mas arab satu itu hihi. 

Salam senyum, 
Feby.

My Journey Bagian 2: Batu


4 Oktober 2012, 21.56

Pertama kali denger nama Batu itu waktu pertama kali juga nginjakin kaki di Malang. Waktu itu saya sama mama lagi di mobil ranger polisinya om Faisal dan Om Faisal cerita semua tentang Malang. Wah pertama kali nyampe sini itu semacam tamu istimewa, naik mobil yang ada bunyi tilulilulululit polisi itu. Emang sih optionnya ada dua, yang didalem itu tersangka kasus pembunuhan dan sebagainya, atau tamu istimewa. Jadi kita ambil pilihan kedua aja yaa :3 hhaha. Dan akhirnya kesampean juga kesini. Batu itu kota wisata yang ada di dekat kota Malang, kalo orang Medan punya Berastagi, nah arek Malang punya Batu. Ada vila-vila, air terjun yang rata-rata nama depannya itu Coban (yang setau saya conban itu artinya emang air terjun) taman-taman rekreasi, pemandian air hangat, eco park, dan wahana-wahana. Semuanya ada nama tempatnya masing-masing dan terletak di lokasi pegunungan yang buat daerah Batu sejuk dan dingin. Ada beberapa nama tempat yang terkenal Jatim Park, yang udah ada di postingan sebelumnya bareng anak-anak ciki, BNS (Batu Night Spectacular), dan alun-alun Batu. Yang bakal dibahas di postingan kali ini.


Alun-alun Batu, terletak di tengah-tengah kota Batu, tepat di depan Plaza Batu. Seperti alun-alun pada umumnya, selalu ramai kalau malam. Dan alun-alun ini adalah alun-alun terbersih di Indonesia loh, areanya bebas rokok, dan nggak keliatan sampah dikitpun.  Alun-alun ini jadi satu-satunya alun-alun di Indonesia yang punya Bianglala, jadi dari atas bianglala kita bisa ngeliat pemandangan yang super duper cantik dengan lampu-lampu, brrr. 


Ada patung apel di tengah-tengah sebagai simbol dari Kota Batu itu sendiri. Alun-Alun Kota Batu juga punya mini playground untuk anak-anak, sama air mancur di salah satu sudut dengan banyak bangku buat duduk-duduk yang jadi daya tarik tersendiri. Ada ruang informasi yang bentuknya unyu banget, strawberry raksasa dan toilet dengan bentuk apel besar. Disini gratisan deh karena memang Ngalamers nggak perlu ngeluarin uang untuk menikmati fasilitas yang ada disini. Cuma perlu bayar 3 ribu rupiah untuk naik bianglala atau untuk beli makanan kecil yang banyak dijual pedagang di seputaran. Berwisata kuliner bisalah disin, pilihan toko/warung/tenda apel Malang dan jajanan olahannya, susu KUD (susu pasteurisasi), pos ketan, tahu campur & lalapan. Saya datang kesini bareng kak Debby tercinta dan bang Asep dari Bandung.




Agro wisata juga jadi wisata favorit di Batu. Jadi kemaren saya diajak kesana sama keluarganya Om Faisal, jadi modal cuma bawa badan sama Mama, Om Faisal tinggal calling sana sini, dan alhasil bisa masuk gratis, metik buah sepuasnya gratis, dan dapet jus gratis. Surga dunia banget. Jadi saya kurang tahu berapa harga yang pasti untuk metik buah disini. Biasanya tiap ladang buah kita dapet jatah 2 kantung plastik gede. Alhamdulillah ya, rejeki banget bisa panen buah sepuasnya sampe tas hampir mau jebol karna kalap liat imutnya stroberi (padahal gakemakan), apel tentunya, jeruk, dan jambu. Ditambah lagi dapet sari jus jambu yang wenak tenan. Sluurrpp. Thank u Oom :D



Gimana? Tertarik buat ke Batu? Monggo....

Salam senyuum,
Feby.

My Journey Bagian 1: Brawijaya dan JP Family (C.IK.1)


4 Oktober 2012 15.12

Hai. Saat ini jam 3 sore dan saya lagi duduk di balkon atas kosan. Baru bangun tidur yang cuma setengah jam  untuk ngurangin perih karna lambung yang ngulah lagi dan lagi. Lumayan nggak seperih sebelum tidur, tapi tetap aja mengganggu, jadi mending saya nulis supaya nggak terasa. Nulis postingan ini ditemani hujan. Iya, Malang hujan. Setelah hampir 3 bulan tinggal di kota kecil ini, akhirnya dikunjungin teman terbaik dalam hidup lagi hhaha. Beberapa hari yang lalu hujan sempat turun tapi cuma bentar banget belum sempat untuk dinikmati. Gadis hujan senyum lagi :)

Saya ingin cerita. Tentang apa aja yang sudah saya lalui, tentang yang belum sempat diceritain lah pokoknya. Haha jarang ya nulis jurnal lagi sekarang. Pengennya buat semua dalam satu postingan, tapi lebih seru kalo postingan jurnal kali ini dibagi-bagi aja, jadi semacam blog travelling gitu deh ya, hhehe. Enjoy up my journeys guys :)

*mandangin hujan sejenak*

Dimulai dari ospek Universitas. Nggak begitu berat sih, cuma satu hari, dilanjutin ospek fakultas 2 hari. Menuju hari-hari ospek, kemandirian saya bener-bener terasa diuji. Nyari  macem-macaem tugas, ngerjain, dan bawa ke kampus. Ketemu dan berkenalan dengan teman-teman serta orang-orang yang lebih dari cukup membantu saya melewati semuanya. Nggak gampang, cukup nguras tenaga dan uang. Kadang nangis malem-malem atau kalau lagi nggak ngapa-ngapain. Ya, saya masih ngerasa belum siap. Perasaan sepi, sendiri, dan rindu rumah selalu datang di saat-saat itu.


Anak TK diospek.


Barisan #Ekalavya50 waktu upacara pembukaan PKK MU 2012. Angkatan ke 50 Brawijaya kalau nggak salah jumlahnya 14 ribu lebih. Iya, itu manusia semua. Saya yang mana ya?



Bunderan kampus tercinta <3


Ini dia Fakultas Ilmu Santai & Ilmu Pantai hhaha kidding, tugas jarang brooo, Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik tercinta juga <3


C.IK.1

Masa kuliah, sampai sekarang udah jalan satu bulan lebih, menempatkan saya di kelas C.IK.1, apa itu C.IK.1? Kelas C jurusan ilmu komunikasi semester 1. Kenalan dengan teman-teman dari berbagai daerah, seneng banget tahu kalau perbedaan demi perbedaan ini nyatuin kami dan membuat segalanya berwarna. Saya diberikan teman-teman luar biasa. Senin minggu lalu trip pertama ke Jatim Park, serunya pake banget. Hhaha gimana ya speechless jelasinnya. Mungkin pake gambar membantu kali ya.



Sociofest. Acara penyambutan MABA FISIP 2012. Ngga lengkap dan pada mencar.



Manisnya C.IK.1 waktu ngasih suprise ulang tahunnya Aldy, Wendy, Vivin, & Dian :'D


Jatim Park. Berhubung acaranya mendadak jadi cuma segini yang ikut. Pertama kalinya naik Tornado yang kaya di dufan itu hhaha, muntah tapi masa T.T Pengen ceritain semua momen-momen kocak tapi kebanyakan pkoknya untold bangeet. Pulangnya pada ditraktir Dian makan di Assalamualaikum, lumayan untuk anak kos. Lumayan buanget :D
<3 JP Family :) 


Hiii :D

Ohiya berhubung jurnal kali ini pengen dibikin kaya blog-blog travelling gitu, mau ngasih tau nih, masuk ke Jatim Park itu lumayan banget, 50 ribu udah bisa nyobain semua wahana berulang-ulang. Dan wahananya lumayan lengkap loh, ada tornado, kora-kora, rumah hantu, sinema 3D, rumah pipa, dan banyak lagi. Pemandangannya juga bagus banget, lumayan kan, jangan ketinggalan buat foto-foto, tambah-tambah koleksi profile picture -_- wkwkwk.


Biasanya yang hobi ngabadiin gambar sih bunda ciki tercinta (Dea) hehe. Anak-anak CIKI (C.IK.1, ribet pake titik, jadi panggilan kita ciki deh sekarang) itu hobinya kuliner sepertinya sodara-sodara. Jadwal kuliah yang diobrak-abrik dosen, buat waktu jadi nggak kondusif. Contoh, hari kamis, jadwal jam 12.20 dan pulang kira-kira jam 14.00 kalau dosen dateng, kalau nggak  ya langsung pulang setelah 15 menit nunggu, dan dilanjutin jam 18.00 lagi. Sambil nunggu kuliah selanjutnya  jarang ada yang balik ke kos, jadilah nongkrong entah dimana, yang pastinya makan, obrak-abrik rumah dan kosan siapapun, main gitar, nyanyi. Kemarin acaranya karaoke dan ngerusuhin rumahnya bunda :3 fotonya belum punya huhu. Hem mungkin ini karna masih baru dan belum ada yang punya kegiatan  masing-masing di organisasi. Tapi walaupun semester selanjutnya kami kepisah dan sibuk masing-masing, semoga aja kumpul-kumpul begini masih bisa lanjut aamin.

Ohiya tanggal 2 Oktober kemaren hari batik nasional dan ciki janjian buat pake batik semua. 



Selamat hari batik nasional :)

Sekarang jam 17.22, lambung masih perih, tapi harus kuliah, harus! Semangat kuliah malaaam, hujan udah reda dan bisa dipastiin perjalanan ke kampus bakal dipenuhin bau si tanah basah alias petrichor. Pulang kampus nanti ada Yasmin yang mau nginep di kos (nggak sakit sendirian di kamar yey) dan postingan My Journey bakal berlanjut. Wait :)

Salam senyuuum,
Feby.

Aku Harap

Salahkan aku yang menjadi terlalu bodoh untuk tak berpaling. Melihatmu bersamanya di hari-hariku tanpa henti. Rasanya tak ingin bernafas lagi saat melihat dia menggenggam tanganmu. Aku berharap aku bisa. Rasanya langit runtuh menimpa tubuhku, saat melihat dia tertawa bersamamu. Aku berharap aku yang ada disana.

Caranya menatapmu, caranya membuatmu tersenyum, caranya memperhatikanmu. Semua adalah cara yang kuharap bisa kuberikan padamu.

Seorang yang meneleponmu untuk bertanya “Bagaimana harimu sayang?” Dan kemudian aku mendengarmu bercerita dari ujung sana. Aku ingin jadi yang menenangkanmu disaat riuh dunia melelahkanmu. Aku ingin menjadi seorang yang mengingatkan makan ditengah kesibukanmu agar lambungmu tak bermasalah sepertiku. Aku ingin menjadi seorang yang kau ingat untuk mengucapkan selamat pagi sebelum mengawali hari dan selamat malam sebelum memejam.Tapi seorang itu sudah berwujud dia. Seorang itu dia bukan aku.

Ah, betapa bodohnya. Aku hanya... Berharap itu aku.

(15 September 2012)