Hujan Diam-diam

Inilah hujan yang jatuh tanpa sepengetahuanku. Diam, merayap, tanpa sapa. Hingga aku kehilangan jejak untuk mengejarnya lagi.

Inilah hujan yang jatuh sembunyi-sembunyi. Dia bermain petak umpet dalam rinai-rinai yang misterius. Aku tak mampu menemukannya untuk menjadi pemenang dalam permainan ini. 

Hujan, mengapa kau turun diam-diam? Saat aku merindukanmu dengan sangat. Saat hari-hari terasa penat. Saat aku tak mampu lagi bertahan dan ingin mengakhiri segalanya? Hampir, hampir saja.

Namun kau datang, walaupun diam-diam. Aku senang. Hujan, kau masih diam dan tak menjawabku. Mengapa kau jatuh diam-diam? Apa kau malu? Pada siapa? Pada mereka yang inginkan kesempurnaanmu?

Jadilah dirimu sendiri hujan, bagaimanapun itu. Kau tak deras, kau sebentar, kau tak menyejukkan, tak apa. Aku masih menjadi gadis yang bersahabat menyambutmu. Disini aku sendiri, masih mencari. Disini aku menunggu. Agar kau tak jatuh diam-diam lagi. Hujan, jadilah dirimu sendiri

(9 Oktober 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar