Indonesia Dulu Lah: Bagian III DKI Jakarta & Jawa Barat

Wuuussshhhh. Pertengahan 2012, alhamdulillah setelah perjuangan panjang gadis itu lulus dari SMK Telkom nya tercinta, wisuda, lulus SNMPTN (mati-matian belajar pelajaran anak IPS) dan mimpi sederhananya tercapai, naik pesawat dan liat monas. Singgah juga di Jakarta yang semak dan Bandung yang katanya Paris van Java walaupun cuma bentar. Alhamdulillah....

Pertengahan 2013, ia menggembelkan diri menumpang di salah satu rumah sahabatnya di Tangerang. Gadis itu main di Dufan. Iya Dufan yang sering ia liat iklannya di TV. Akhirnya dia naik semua wahana disana dari Dufan buka sampai tutup. Dahsyat sekali tempat ini saudara-saudara.
Gadis itu sangat suka suasana stasiun, decitan roda kereta dan rel, dentingan genta, announcement yang khas dari keberangkatan dan kedatangan kereta, suasana menunggu, menanti, dan berpisah. Barangkali hidup adalah sebuah stasiun, jelmaan nafas, ada yang datang dan pergi, menunggu dan ditunggu, persinggahan dan tujuan. Apapun itu. Stasiun Gambir, pada waktu bulan ramadhan 2012 itu, adalah stasiun yang magis menurutnya.
MONAS! Iya gambarnya blur, ada kesalahan teknis saat itu. Gadis itu sangat sangat sangat senang sekali akhirnya mimpinya tercapai. Mungkin karna terlalu senang sampai ia tidak mampu mengambil gambar tanpa gemetar dan menari-nari. Tapi, hidup selalu menawarkan bahagia dan sedih yang pada satu masa datangnya bersamaan. Kacamata gadis itu hilang di Monas. Kepada Monas ia berjanji untuk bertemu kembali nanti. Alhamdulillah untuk segala mimpi yang dinyatakan Allah pada gadis itu.
Salah satu sepupu laki-laki gadis itu berkuliah disini, jadilah ia diajak mampir. Mereka datang dari sore hari namun dengan 'pintar'nya karena terpana dengan keindahan kampus, ia hanya mengambil gambar ini di ITB. Itupun sudah malam, sehabis buka puasa, tahun 2012. Sigh.
Abaikan gambar yang miring ini, karena bagaimanapun 'pintar'nya gadis itu mengambil gambar karena terlalu terpana dengan segala kegemerlapan Bandung hingga gedung Sate pun tak sempat ia ambil gambarnya, ia akhirnya menginjakkan kaki di Trans Studio yang pada saat itu (pertengahan 2012) sedang heboh-hebohnya. She's so blessed. Walaupun nggak masuk, karena mahal. Ia akan kesini lagi suatu saat nanti, ia yakin mampu membayar tiket masuknya.

Gadis itu pernah menulis cerita tentang perjalanan singkatnya di Jakarta dan Bandung:

Sampai jumpa lagi dua kota dengan segala kegemerlapannya. Ada sebuah provinsi yang menyimpan tempat-tempat keren di bagian selanjutnya. Provinsi dimana gadis itu harus terbiasa dipanggil Mbak, provinsi yang gadis itu tinggali untuk mengemban kewajibannya sebagai mahasiswa yang penuh petualangan dan pelajaran hidup. Let's go!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar