Indonesia Dulu Lah: Bagian V (Jawa Tengah & Bali)

Untuk dua tempat terakhir ini sedikit istimewa menurut gadis itu. Karena sebelum pernah terpikir untuk bisa menginjakkan kaki di dua tempat itu dan sebelum pernah merasakan secara langsung berada di tempat, gadis itu sudah duluan membuat sajak dan memusikalisasikannya. Dan ajaibnya, tidak lama setelah menyajak dan memusikalisasikan tentang tempat itu, si gadis diberi Allah kesempatan (waktu, fisik, dan kegiatan tabung menabung seperti biasa) untuk menginjakkan kaki di dua tempat indah itu. Yogkyakarta yang ngangenin dan Bali yang eksotis.

Gadis itu menggembelkan diri lagi dengan menempuh perjalanan kereta api Malang-Jogja selama delapan jam sendirian. Nekat saat minggu tenang sebelum ujian akhirnya di pertengahan 2013. Ia memasrahkan nasib selama 3 hari di rumah bude yang ia temui saat kecil dulu dan belum pernah bertemu lagi hingga saat itu, juga menggantungkan nasib petualangannya di Jogja kepada sahabat yang digembelinya di Pacitan dulu. 3 hari adalah waktu yang sangat amat singkat untuk mengelilingi Jogja. Tapi ia tak menyesal, setidaknya kepenatannya menuju UAS hilang karna Jogja. Foto itu adalah saat ia kembali ke masa kanak-kanak dengan bermain gelembung sabun di Alun-alun Selatan. Ya, dia mencoba untuk berlari dengan menutup mata ke arah pohon besar fenomenal itu, tapi berhenti di tengah jalan. Entah kenapa.  
Sejauh ini, mungkin menurut gadis itu foto inilah yang paling bagus ia ambil dalam perjalanannya. Ia sangat menyukai foto ini. Candi Borobudur. Dulu ia bertanya-tanya bagaimana rasanya menginjak salah satu dari tujuh keajaiban dunia itu dulu, melihat di TV, buku-buku pelajaran sekolah, serta album foto keluarganya. And there she is. Panasnya edan, pantas Mamanya menyuruh bawa payung.
Djendelo Cafe. Gadis itu tahu tempat minum kopi unik ini setelah membaca novel Bernard Batubara berjudul Kata Hati yang juga difilmkan itu. Ia sangat penasaran bagaimana cozy-nya cafe yang terletak di atas toko buku Togamas jalan Gejayan ini. Ternyata aura di cafe ini benar-benar nyaman dan sangat jadul, mulai dari gaya tulisan di menu, nama-nama menu, perabot, kursi, dan dinding serta lantai kayunya. Recomended.
Malioboro, bro. Ikonnya Jogja. Memang ya, walaupun bolak-balik dikelilingi semalaman gak capek dan gak pernah cukup nikmatin daerah ini. Ala kra project, "Musisi jalanan mulai beraksi~" Gadis itu mengagumi keromantisan dan keriuhan Malioboro. Ia jatuh cinta pada Malioboro dan berjanji suatu saat akan kembali lagi.
Gadis itu melompat dan berpetualang di Bali selama sepuluh hari pada pertengahan 2013 sesaat setelah kembali ke kampung halaman. Hura-hura? Boros? Tidak, apalagi kalau bukan menggembelkan diri di rumah sahabat yang tinggal disana bersama Ibu yang rajin masak dan alhamdulillah memiliki kendaraan untuk kami pakai berpetualang. Cak cak cak cak. Gadis itu mengetahui tari kecak sebatas suara itu saja, padahal banyak sekali harmonisasi suara yang digumamkan saat tarian ini berlangsung. Satu hari dihabiskan dengan menjelajahi Ubud yang keseniannya kental sekali, daerahnya keren unik, dan aaaah Ubud is good pokoknya. Penjelajahan di Ubud diakhiri dengan menonton pertunjukkan Kecak and Fire Dance di Pura Dalem Ubud. Untuk nonton pertunjukan ini delapan puluh ribu harus rela keluar. Tapi gak sebanding lah dengan penghargaan kita buat budaya Indonesia. Waktu gadis itu, sahabatnya, pacar sahabatnya, dan adik sahabatnya itu menonton hanya merekalah orang Indonesia yang ada disana, selebihnya turis asing semua. Ckckck. Ohiya jangan lupa untuk membaca kertas naskah pertunjukan itu ya, kalau nggak ya nggak bakal ngerti ceritanya. Over all, Ubud pecah banget.
Monkey Forest, Ubud. Jangan make aksesoris apapun waktu jelajahin daerah ini bahaya. Gadis itu harus rela lagi tiga puluh ribu terkuras untuk melihat aksi monyet-monyet lucu disana. Tapi sekali lagi, terbayar dengan keseruan-keseruan yang terjadi di dalamnya. Lucu.
Museum Renaissance Blanco. Gadis itu dulu berlangganan majalah Gadis, dan pernah membaca artikel tentang Antonio Blanco dan Mario Blanco anaknya. Dan gadis itu tak pernah menyangka, ia bisa masuk dan melihat langsung lukisan bapak dan anak itu langsung di museumnya. Tidak diperbolehkan memoto lukisan disana. Saat masuk kita langsung disambut dengan penjaga yang menawarkan kita untuk berfoto bersama burung jinak disana. Lagi-lagi, Ubud benar-benar menguras uang, tiga puluh lima ribu harus rela gadis itu keluarkan untuk menikmati pelukis yang sangat ia jatuhi rasa penasaran itu. Di akhir penjelajahan di museum kita disuguhkan dengan koleksi barang-barang antik (sudah diperbolehkan foto) dan bonus segelas es teh di restoran yang harga makanannya wow sekali. Museum Blanco sejauh itu benar-benar keren.
Perjalanan gadis itu selanjutnya semakin eksotis dengan kejutan dari Pantai Balangan. Biru dimana-mana. Hijau sepanjang mata memandang. Dan di pantai inilah, gadis itu mendapatkan sunset pertamanya..
 Sunset kedua di Pantai Kuta. Setelah berkeliling di Beachwalk.
 Sunset ketiga di Pantai Padang-padang. Eksotis.
 Singgah sebentar di Pantai Pandawa.
Dua teman berjalan gadis itu susah sekali bangun pagi. Dan pada hari kedelapan akhirnya gadis itu baru bisa dapetin sunrise di Pantai Sanur.
Pemandangan bonus di Pantai Pandawa. Patung-patung kapur.
Pertama kali memancing di Pemancingan Lestari. Sepuluh ribu satu pancing beserta umpannya. Menyenangkan ternyata memancing itu.
 Pura Agung Tanah Lot. Sedang surut so that girl could see the 'holy' things. Ada suasana magis di Pura ini.
 Pura Dalem Agung.
Dan terakhir, Uluwatu. Allah emang keren.

Sajak gadis itu?
Yogyakarta: https://soundcloud.com/febiolaaditya/yogyakarta
Bali: https://soundcloud.com/febiolaaditya/bali-pembacaan-sajak-oleh
Terimakasih ya untuk yang sudah mendengarkan sejauh ini :)

Iya gadis itu adalah saya. Saya masih pengen banget jelajahin Indonesia sampai ke Papua sampai ke pelosok yang saya sendiri nggak pernah bayangin sebelumnya. Karena Indonesia itu kaya banget, alamnya budayanya, orang-orangnya. Semua berawal dari Dwiwarna, hingga kini saya bisa ngelihat lebih dari dua warna, saya ngeliat pelangi. Pengen ngeliat ciptaan-Nya yang lebih keren lagi. Nabung, nabung, nabung. Karna tiap ada kemauan pasti ada jalan kan ya? Ehe. Bismillahirrahmanirrahim.... Indonesia dulu lah ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar