Renungan Tengah Malam

Mencintai membuat kita mendapatkan banyak ilmu, misalnya ilmu sabar, ilmu ikhlas, ilmu merayu, ilmu nahan debar-debar dan ilmu-ilmu yang lain. Tapi dari sekian banyak ilmu yang harus dikuasai adalah ilmu ikhlas. Ikhlas orang yang dirindukan ternyata tidak merindukan kita juga, ikhlas kalo yang dirindukan ternyata sama sekali tidak mau tahu keadaan kita, ikhlas yang dirindukan tidak muncul-muncul dalam mimpi indah kita. Mencintai cuma buat perasaan sensitif bagi sebagian orang. Insting-insting menjadi begitu tajam. Kemampuan menganalisa suatu masalah jadi mantap. Yang dirindukan kemanapun dan sedang melakukan apapun bisa dirasakan dari radius beberapa km. Tapi bisa juga buat perasaan jadi tumpul. Maksudnya, jadi ga peka sama hal-hal lain. Jadi seperti orang bego. Apa-apa nurut sama hati dan tidak ada sama sekali proses pencernaan di otak. Intinya, cuma untuk dia seorang. Tidak salah memang jatuh cinta tapi kalau sampai merugikan diri sendiri apa jatuh cinta jadi begitu penting. Kalau aku yang jawab, IYA PENTING, karena aku tidak punya otak, aku cuma punya hati. Tidak lah, aku juga punya otak, kadang aku pakai buat mikir untuk menahan kesabaran yang tingkatnya udah keterlaluan. Kalo hati sama otak udah tidak sanggup ya udah, nangis aja, gitu aja kok repot. Aku bukan tipe orang yang terlalu peduli sama omongan orang, intinya tidak dosa dan aku percaya dengan apa yang pantas aku percayai. Termasuk keikhlasan dalam mencintai. Suatu saat nanti akan ada orang yang bisa ikhlas mencintai aku juga, dengan semua kekurangan yang ada (bahasa klise), yang bisa menuntun ku menuju surga. Aku hanya perlu merubah semua kesulitan dan, ehmm, air mata, jadi do'a. Aku juga tidak suka menyusahkan diri sendiri, tapi apa daya, cinta telah memilih seseorang yang sederhana sepertiku, yang memaknai cinta dengan begitu naif. Menghindar bukan ciri khas ku. Aku harus berjuang dulu, ditemani ikhlas, selanjutnya Allah SWT Yang Maha Membolak-balikkan hati manusia.

Tulisan ini agak sedikit kacau dan tidak terkonsep. Cuma semacam renungan tengah malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar