Begitulah Aku

Seperti aku yang selalu percaya.
Bahwa hujan selalu menemani hati yang basah sebab gerimis tak pernah mereda didalamnya, aku menggilai hujan.
Dan keyakinan mengenai konspirasi semesta. Aku percaya pada mimpi dan harapan, segala kebetulan serta pertemuan.
Caraku mencoba percaya tanpa bagaimana dan tanda tanya.
Begitulah aku mempercayaimu.
Seperti aku yang berusaha menjadi sederhana.
Untuk bahagia akan perihal terlalu kecil, yang kadang tidak terlintas pada benak siapapun.
Kau tahu aku pernah berkeliling dunia dalam sehari?
Paris, Venice, Perth, sampai Washington DC.
Aku begitu mengagumi keindahan menara Eiffel, dan aku telah masuk kedalamnya. Ada restoran dengan dominasi warna merah disana.
Nyatanya aku hanya melihat-lihat gambar kota-kota itu melalui internet, tak sanggup menginjakkan kaki secara nyata. Aku bahagia hanya menatap mereka dari gambar dua dimensi.
Juga saat aku bersorak pada suatu sore dimana aku telah menemukan perbedaan antara ode, hymne, elegi dan romansa.
Caraku mencari bahagia dengan sederhana tanpa kapan dan sebuah tanda seru.
Begitulah aku membahagiakanmu.
Seperti aku yang mencintai ketenangan.
Sekalipun hati ini remuk. Begitu lihai menyembunyikannya dibalik senyum yang retak.
Aku tak menyukai keramaian, disorot dan jika menjadi pusat perhatian.
Pada suatu perayaan ulang tahun, aku duduk pada meja paling sudut dan menyendiri menikmati hingar bingar pesta dalam diam.
Caraku tenang tanpa siapa dan dimana.
Begitulah aku ingin menenangkanmu.
Seperti aku yang tak pernah lupa menyapa dan bercengkrama dengan pagi.
Aku membenci malam sebab ia selalu menjerat dengan kesunyian, sedang mencintai pagi karna itulah saat dimana aku mulai mencintai lagi.
Aku bermimpi suatu saat nanti akan meraih nobel penebar cinta di bumi.
Sebab aku jatuh cinta berulang kali, pada seorang yang sama.
Caraku ingin mencintai tulus tanpa apa dan mengapa.
Begitulah aku mencintaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar