Di Suatu Rabu Pagi

Selamat pagi dinding kamar yang lembab. Entah jamur atau aku yang akan membasuhmu terlebih dulu.

Kasihan kau kayu yang menjelma jadi kaki-kaki kursi. Remuk-remuk seumur jagung, memikul beban yang tak tanggung.

Pada malam di penghujung Juni.

Dan pada pagi di penghantar Juli.

Ada tulang-tulang lelah yang memaksa masuk ke palung persembunyian terdalam. Agar riaknya tak mengganggu bahagia kecil itu berlayar.

Dia, si pesimis kelas kakap itu. Dengan gagah berani menirukan gaya takdir.

Akhirnya ia jadi nyamuk yang tak menghisap apapun di kubangan darah. Kakinya gemetar, sayapnya lemas. Tak sanggup terbang.

Selesailah sajak kecil pagi hari yang tercipta di atas kasur.


Selamat menikmati Rabu yang (semoga) seru. 

2 komentar: