[kepada yang]

Setiap jejak yang ditinggalkan adalah pengingat bagi yang akan selalu menuntun kita kembali ke tempat dimana jejak itu pertama dibuat. Suatu hari mungkin kita akan bercerita banyak tentang angin. Kita akan bersenandung sepanjang jalan. Kita tidak akan hanya melukis rumah di pasir. Suatu saat nanti rumah kita dengan pintu dan jendela bukan hanya gambar. Dia akan berdiri di sana. Kita akan hangat bersama bukan karena air mata. Bukan.

Mungkin suatu saat kita akan saling berbagi pelukan. Dan semua yang sudah kita tinggalkan ini akan menuntun kita kembali pulang. Kembali kepada yang ikhlas menerima kita.
Kepada yang akan membagi bahagia. Kepada yang akan memahami melewati subuh. Kepada yang menghantarkan dalam kedamaian alam bawah sadar,
Kepada yang akan membuatku selalu ingin diam ketika melihat dia tersenyum. Kepada yang selalu berat untuk meninggalkan dan ditinggalkan olehmu...


Ini bukan puisi kehilangan. Bukan. Ini puisi cinta. Hanya saja cinta ini terlalu banyak jeda. Isi saja dengan sabar. Dan jika sudah selesai. Kau baru akan mengerti ini puisi cinta. Ini cinta. Bagi yang menunggu. Bagi yang ditunggu. Bagi yang berjanji. Dan bagi yang meninggalkan janji.

(batubadaon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar