Renungan Di Kereta

Image from: Google
Hampir ketinggalan kereta
Berat rasanya melangkah meninggalkan kota paling mudah dirindukan sedunia
Meninggalkan delapan manusia-manusia kecil yang menyenangkan, tiap hari membangunkan tidur dengan suara pertengkaran-pertengkaran kecil dan ocehan sayup tak jelas, meminta peluk dan jalan-jalan
Sampai jumpa lagi keluargaku

*

Ada sebuah cerita di persinggahan yang namanya jadi lagu ini
Cerita tentang perpisahan kesekian
Rindu yang akan ada atau tidak, hadir atau enggan, merekah atau layu
Tentang isak diam-diam dari balik jendela kereta yang mulai melaju

*

Di gerbong ini tak ada yang menjadikannya sebagai tujuan akhir
Ia hanya jadi persinggahan
Kasihan

*

Andai kereta ini singgah sedikit lebih lama
Aku ingin melarikan diri sebentar ke Simpang Lima
Walau tak sebesar ingin ke Eiffel
Kapan-kapan kau kudatangi ya
Tunggu disitu
Waktuku belum ada

*

Orang-orang tertidur pulas
Dua anak kecil meniup peluit mainan dan tertawa-tawa
Berisik
Namun mereka lucu sekali (tak ada anak kecil yang tak lucu)
Tidak mau tau apa semua orang marah karena kegaduhan yang mereka lakukan, mereka tetap bermain
Bahagia
Jauh beda dengan dewasa, terkungkung aturan-aturan
Serta penghakiman antar manusia.


(Tugu Yogyakarta-Solo Balapan-Nganjuk-Kediri-Tulungagung-Blitar-Kepanjen-Malang Kotalama-Malang,  9-10 Agustus 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar