Malam-malam Biasa

Awan menggantung di atas kepala
yang menindih kasurku dengan lemah

Kepala yang hanya akan jadi gila

Sebab pada tiap malam yang biasa

Awan itu menghujankan berjuta-juta apabila

Kukatakan bahwa ini adalah malam yang biasa

Seperti kemarin dan kemarinnya lagi

Pagi tak kunjung bersedia menanak mimpi

Yang matangnya kelak berupa satu dering telepon dari bawah bantal,
dapat pula sebuah amplop dalam kotak surat dua dimensi.

Entah berapa napas panjang lagi akan kuhela sembari menanti

Letih

Penuh harap yang timbul tenggelam di antara ketakutan

Jika nanti hidup kehilangan percikannya
dan aku akan terus melewati malam-malam biasa

tanpa suatu apapun yang mekar berhujan apabila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar