Sebulan Setelah Lembah 22 Agustus 2011


Aku ingat saat kita duduk berdua tanpa ada kata yang saling terucap diantara kita, memandang sekeliling. Padahal saat itu rindu sudah terlalu menggebu di dalam dada. Rasanya semua tak bisa diungkapkan. Tapi kita mengerti, dan membiarkan waktu berjalan dan hati kita yang saling bicara. Kita mengerti, kita mengerti. Aku ingat saat kau menatap dalam mataku, aku ingat saat itu hanya ada aku di dalamnya, dan kau tersenyum. Bagiku senyum itu adalah yang termanis di dunia. Dan aku membalas semyum itu, dengan malu. Aku ingat saat kau menggenggam tanganku, hangat, hangat.  Aku ingat saat kita menunggui hujan, saat itu aku bersama dua yang sempurna di bumi, hujan dan kamu. Aku ingat saat kamu meniup lilin dan mengucap doa yang tak kau izinkan aku mengetahuinya. Aku ingat, jelas ingat wangi tubuhmu yang selalu kurindukan. Aku ingat saat kita tertawa bersama di telfon, saat kau dan aku jauh tapi rasanya kita dekat, sangat dekat, karena sejauh apapun, kita masih bisa melihat bulan yang sama. Aku ingat bagaimana caramu mengakhiri semuanya sampai saat ini aku masih kebingungan, apa alasan terkuat di balik semua. Semudah itukah? Aku ingat seluruh kata, kenangan, tangis yang telah kita ukir bersama. Ketahuilah, kamulah orang yang selalu ada dalam ingatanku setiap aku membuka mata. Sekarang bercerminlah dan temukan aku. Sudah lama aku hilang di kedalaman matamu. Suatu saat kau akan tahu betapa aku selalu mengusahakan yang terbaik untuk kita nanti. Kini, sebulan setelah lembah, masih sangat terasa sakitnya saat itu. Hanya kesabaran dan kepercayaanku padamu sejak lama yang buatku bertahan dan tersenyum.  Aku tak berniat untuk merebutmu darinya, tapi biarkan aku menyayangimu mesti kamu miliknya. Bohong jika aku bisa lupakan kamu, hanya saja aku sudah mampu merelakan kamu bersamanya, asal kamu bahagia, percayalah tak ada lagi yang bisa membuatku lebih bahagia daripada melihatmu bahagia. Jika “kita” telah menjadi takdir, aku yakin kamu akan kembali walaupun hari terakhir aku melihatmu. Mempertahankan cinta tetap sama seperti awal itu sulit apalagi jika dia tak bisa ada untukmu. Akan ada hati yang selalu kuat untuk disakiti orang yang dicintainya padahal hatinya tahu dia harus meninggalkan. Aku akan selalu ada untukmu, walaupun kamu hilang. Kini ketika aku mengatakan aku pergi, ketahuilah bahwa aku tidak benar-benar melakukan itu. Sungguh penyiksaan buatku untuk jauh darimu, aku akan selalu bersamamu, lihatlah dan inilah setia ku.
Cinta itu rapuh, terkadang kita tidak dapat melakukan apapun. Kita hanya dapat menjaganya, dan berharap benda rapuh ini tetap selamat, di dalam perjuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar