Pesan Tak Terkirim Buat Fach


(Semua ini tersimpan di konsep saja Fach. Di konsep aku hanya mengetik sedikit detilnya cuma untuk tahu waktunya, disinilah aku kembangkan semuanya. Aku tak berani mengirimikannya padamu Fach, takut mengganggu.)

*

30 September 2011
Hari ini kesempatan untuk melihat wajahmu hilang, Fach. Padahal aku sudah begitu rindu...

17.32
Dari jam 3 tadi aku menunggu bersama mama di rumah sakit ini. Yah aku baru sadar, ternyata dokter itu menyebalkan, seenaknya saja aku dan mama disuruh menunggui dia 2 jam lebih seperti ini. Fach, jangan sakit-sakit ya, menunggu dokter itu hal yang menyebalkan, hhh.

17.40
Ada bunda disini, segala sesuatunya jadi mudah, haha beruntung memiliki saudara yang bekerja di rumah sakit favorit ku ini. Fach, sekarang aku berada persis di depan ruang dokter bedah ini, dokter Yusnari namanya. Menunggu namaku dipanggil oleh perawat. Mama sungguh kembut tak karuan, untuk menenangkan dirinya sendiri saja ia tak bisa saat ini, apalagi menenangkanku. Fach, aku takut. Aku harap sekarang kamu ada disini, disampingku, menggenggam tanganku sambil berkata, “Tenang, semuanya bakal baik-baik aja.” Aku berani sumpah aku tenang. Tapi apa dayaku mau kamu disini sekarang?
Dan yah, namaku dipanggil Fach. Aku harap tidak terjadi apa-apa padaku.

18.02
Sekarang aku harus ke ruang Radiologi, Fach. USG.

18.08
Fach, aku disuruh pakai baju merah ini. Sungguh menyeramkan, aku terlihat seperti orang idiot memakai ini.

18.24
Sendal ku ketinggalan di ruang USG. Dingin brrr. Menunggu hasil tanpa sendal. Air mataku hampir jatuh sekarang, aku semakin takut.

18.31
Alhamdulillah, bunda menyelamatkan sendalnya dan hasil USG sudah selesai, Fach. Aku kembali ke ruang dokter Yusnari, yang punya kulit putih bersih itu, kapan ya aku bisa seputih dia? Pasti aku bukan hanya jadi manusia langka nan imut-imut yang jarang mandi saja, tapi manusia langka nan imut-imut jelita yang jarang mandi pastinya, hahaha. Aku takut, Fach. Aku sedih, tapi ini aku yang tak pernah lupa untuk selalu membuatmu tertawa, meskipun kau hanya tersenyum kecil.

19.00
Semuanya terjadi begitu saja. Aku menyebutnya operasi singkat mendadak. Jangan tanya perasaanku sesaat sebelum penyedotan tadi, dan sungguh Fach, rasa sakit tadi, Ya Tuhan, demi apapun, saat itu aku mau mati saja...

19.16
Fach, di toko obat ini aku bertemu anak kecil. Laki-laki, manis. Dia melihat aku, dan tersenyum, senyumnya persis kamu. Hhh Fach, aku semakin rindu.

*

Waktu pulang hujan, Fach. Aku baru ingat, ini akhir September ya? Semoga hujan yang turun malam ini bisa menghapus semua kesedihan, rasa sakit (khususnya hari ini)  dan hal buruk yang ada di September. Dan membuat benih kesabaran ini cepat-cepat tumbuh disiramnya. Aminnn. Aku dan mama pulang, mama sudah tenang, aku bahagia melihatnya. Perasaanku? Aku luar biasa bersyukur lebih dan lebih lagi padaNya. Sebelum pulang kami membeli sate dengan bawang goreng yang banyak, seperti yang aku inginkan saat aku dimasuki angin kemarin, Fach.

Dimana pun kamu berada sekarang, aku harap kamu tahu aku merindukan kamu, baumu juga. Dan hujan akhir September malam ini, asal kamu tahu. Itu rinduku yang terbang ke awan, pecah jadi hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar