Dustaku Adalah Cinta

Perasaan ini telah merampas seluruh hariku yang menggenggam rindu dan esok.
Telah membelah langit putih seolah menertawakan maut.
Membakar sisa hati jingga kelam dan hari-hari putih yang penuh tawa dan purnama.
Dan datang tak beri pertanda, hanya mengirim sapa bisu dan tutur rindu.
Perlahan menciumi sisa bau kelabu walau memberi arti darah dan cinta.
Darah, nyawa hidupku yang berlari menyebar dalam tubuhku.
Cinta, bak pisau bermata dua yang kadang menemani hari-hari yang penuh simfoni dan melankoli.
Dan sekejap menjadi pukulan cemeti yang teramat tajam dan berat memberi detik-detik nestapa.
Kesedihan menengadah membelah awan berarak.
Biru langit yang senyum telah berlalu.
Panas tropika tak kuasa mengeringkan air sungai yang mengalir di pipi ini.
Tak sanggup ku mengatakannya, namun daripada jujur dalam ketidakbenaran, lebih baik dusta untuk kebenaran.
Kini aku hanya bisa menerawang dan mencari-cari masa lalu yang indah.
Sambil menyingkap dustaku adalah cinta.
Tulisan-tulisanku kini memberi alamat menuju misteri penuh enerji dan keunikan, putus asa, maut, harapan, cinta, cita-cita, dan ungkapa keindahan yang menyentuh.
Dan kini aku hanyalah seorang pengelana yang tak sempat menoleh kembali ke jalan-jalan yang telah kulalui.
Jejakku berlalu disapu subuh, memasuki mimpi ungu yang jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar