Dari:

"Bagaimana aku melupakan dirimu yang terlalu banyak memberikanku sesuatu untuk diingat?"

"Sapaan darimu, seperti membawa senyummu ke hadapanku. Hanya itu yang dapat membentuk sebuah senyum di wajahku setiap pagi."

"Bukan semua perdebatan emosional yang membuatku menangis setiap ingat dirimu.. Tapi semua tawa dan canda yg selalu mengalirkan air mata."

"51 hari, 1.224 jam, 73.440 menit, dan 4.406.400 detik lagi tahun ini akan selesai. Apa yang sudah kuraih? Belum ada. Ahya, perhitungan tadi mengingatkanku padamu."

"Aku suka mengabadikanmu dalam tulisan. Karena jika tiba saatnya aku alzheimer nanti, aku bisa membaca dan mengenangnya kembali."

"Aku kalah. Ini permainan yang selalu membuatku bersahabat dengan kata "menyerah" dan kau memenangkannya tanpa harus melangkah."

"Dear pepohonan dan angin malam Amaluhur, sudahkah kau sampaikan bisikan rinduku untuk tanah tempatnya berpijak?"

"Kehilanganku adalah kemudahan bagimu, kan. Tapi kehilanganmu adalah yang tersulit, ya."

"Terima kasih dan tetaplah sehat. Pagiku akan selalu hangat hanya dengan mengingat senyummu. Sebab, hanya tinggal itu yang dapat kulakukan."

Dari Dita Afandria, beberapa waktu lalu:
"Hey gadis hujan, tetap berkarya dan terus jadi inspirasi terbaik ya :)"

Dari Arya Rangga Maulana, beberapa waktu lalu:
"Apa beda teman dan sahabat menurut yla?"
Dari aku:
"Teman sudah pasti sahabat dan sahabat wajiblah teman. Kan begitu."

Aku, malam ini:
"Siapa aku tanpa kau? Bagai memejam namun tak tidur. Aku tahu kau bahagia sekarang, maka dari itu aku mampu walau hanya memejam."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar