Surat Untuk Aku (Kamu)

“Aku bangkit kemudian jatuh, aku melompat kemudian terpelanting. Aku berjalan kemudian tersandung, aku berlari kemudian terpeleset. Aku bisa terluka dan mungkin mati. Jauh darimu itu hal pelik. Rindu tidak mengukur jumlah, aku benci angka seperti aku tidak tahu jumlah rambutku. Jangan tanya mengapa aku bisa begini, sebab cinta akan selalu menjadi jawabannya.” (zarry hendrik)

Dear aku yang cintanya diabaikan,

Aku tak ingin membuat ada satu hati tersakiti, dan hancur sepertiku lagi. Aku yang salah telah begitu tamak tak menerima bahwa aku tak pantas untuk dipertahankan dan bahwa aku tak memiliki hak untuk dicintai oleh pria seindah dia. Bahwa aku tak akan pernah bisa bersamanya dan ia telah pergi. Aku terlalu tinggi hati pernah berpikir dialah yang menerima dan menyayangi seorang aku sebagai diriku sendiri, yang merindukanku. Nyatanya itu hanya mimpi, yang bahkan untuk bermimpi pun aku tak pantas. Kesabaran adalah senjata yang selalu menguatkanku, membuatku tabah dan tetap tersenyum di hadapannya, maaf. Aku hanya tak ingin ada air mata lagi setiap mengingatnya yang hatinya telah termiliki dan jauh dariku, aku tak ingin menjadikanku seorang pendusta dengan bersandiwara aku sanggup melihatnya yang kini, karna jujur, hatiku begitu hancur. Dan demi kebahagiaanmu, aku berusaha untuk menerima diri dan menerima kenyataan. Aku hanya tak ingin ada air mata lagi...

“Kehilanganku adalah kemudahan bagimu, kan. Tapi kehilanganmu adalah yang tersulit, ya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar