Tulisan Terakhir

Teruntuk rasa yang tak punya asa
Apa kau masih ada?
Atau ragu telah membunuhmu tanpa suara?

Debaranmu kini tak sekuat dulu
Aku tak bisa merasakannya di tengah-tengah pilu
Sedangkan di luar sana langit yang mendung tampak malu-malu dan gelap merajai waktu

Teruntuk hati yang tak pernah dicintai dengan apik
Aku yakin kau tak selalu merasa baik
Sering kau terombang-ambing seperti perahu yang nyaris terbalik
Meski tawamu terlihat cantik
Tak ada yang tahu sisimu yang lain tercabik-cabik

Kini dirimu butuh hujan untuk menyamarkan perasaan
Tak mampu usir gelap yang membutakan
Dan menyembunyikan apa yang kau rasakan

Ketika kau terima luka karena cinta yang bisu
Kau usir rindu yang tampak abu-abu
Terkurung emosi
Kau semakin menjadi-jadi
Apa kau telah patah, hati?

(manggar lintang)


"Mungkin, kaulupa bahwa ada seseorang yang membiarkan air matanya terbujur kaku dipipinya, hanya karena dia tidak ingin melihat perubahanmu, hanya karena dia MENCINTAIMU."
Aku baru tahu ternyata kau memiliki kemampuan unik, membuat mata wanita bengkak karena terlalu lama menangisi sesuatu yang sempat kau sebut dengan mudah dan kau lupakan dengan mudah, cinta.
Kedatanganmu begitu sempurna, kau membawa bekal yang katanya cinta, menghampiriku dengan janji-janji bisu yang terlihat akan kautepati. Lalu, kita mencoba untuk berjalan bersama, "menutup telinga" dari banyak cemooh dan hujatan orang-orang yang tak tahu apa-apa tentang kita.
Beberapa bulan berlalu, kau melupakan seseorang yang selalu berada disampingmu. Kau melupakan seseorang yang berusaha meluangkan waktunya hanya untuk memastikan bahwa kesehatanmu terjaga dengan baik. Kau melupakanku yang berusaha bertahan untukmu.
Sebenarnya, aku ini kau anggap apa? Sesekali kau mengemis, sesekali kau berlaku sadis. Seringkali kau baik, seringkali kau picik. Aku seperti benda mati yang bisa kau sakiti sesuka hati. Aku layaknya robot tak berperasaan yang bisa kau bodohi kapanpun kau mau.
Kali ini aku sadar, bahwa usaha "bertahan" yang kulakukan hanya kau anggap sebagai sampah. Usahaku hanya kau anggap sebagai sesuatu yang tak pantas kau hargai. Kau berubah menjadi sesuatu yang kutakuti, menjadi manusia lain yang tak pernah kuketahui.

Aku hanya masa lalu yang mencoba untuk menyadarkanmu, karena mungkin kau lupa bahwa ada seseorang yang membiarkan air matanya terbujur kaku dipipinya, hanya karena dia tidak ingin melihat perubahanmu, hanya karena dia MENCINTAIMU.
(teenlovefeel)


Tidak ada yang dapat mencintaiku semulia Engkau mengampuniku. Tidak ada. Aku penuh dengan bercak-bercak dosa, aku tak luput dari kesalahan dan aku suka tidak mengindahkan pembelaan-Mu. Ampunilah aku, ya Tuhanku, pencipta langit dan bumi yang berkuasa di Surga, tempat maha indah yang kelak aku berkumpul bersama dengan malaikat-malaikat-Mu yang taat. Aku tahu aku salah, namun aku tahu Kau Tuhan yang tidak hanya maha baik, tetapi juga maha adil.
Kau Tuhan yang maha memahami, yang lebih mengerti aku daripada aku mengenal diriku sendiri. Inilah dengan doa aku mengaku, aku mencintainya. Ajarkan aku mendekatkan telinga hatiku ke mulut-Mu yang penuh kuasa, sebab kepada-Mu ya Tuhanku yang menulis hidupku, aku percaya dengan imanku. Berikan aku hikmat ya Tuhanku yang menyayangiku dengan tidak hanya memberi tetapi juga melarang, berikanlah aku hikmat yang baik dalam berpikir juga melangkah, maupun berperasaan dan berkata-kata. Aku bukan apa-apa tanpa Engkau, aku berharga di mata-Mu dan karena-Mu.
Tuhan, tidak seujung kukupun aku berpikir untuk meninggalkan-Mu demi manusia, baik karena perasaanku maupun ancamannya. Kepada-Mu aku berdoa supaya aku tidak menjadi lengah dalam melihat segala macam keindahan dan ketakutan, kemegahan dan keletihan, sebab Kaulah andalanku di dalam hidup, dan karena Kau Tuhan yang maha hebat, aku tidak mengandalkan diri sendiri.
Terima kasih, Tuhan. Aku bangga memiliki Tuhan yang maha mendengar dan maha mengetahui, aku bangga aku dapat menceritakan apa yang aku rasakan. Demikian aku telah bercerita dan mengucap syukur, sebagaimana aku ingin selalu dekat dengan Tuhanku, supaya tidak hilang arah hidupku. Tuhan, aku rindu kepada-Mu. Amin.
(zarry hendrik)


"Aku mencintaimu dengan tulus. Biarlah kini aku tahu bahwa kau sedang begitu bahagia. Aku selalu berdoa untuk kebaikanmu semoga suatu saat kau tak pernah merasakan sakitnya diabaikan, sesaknya menahan rasa yang harus terpendam, dan pedihnya disia-siakan. Aku hanya kecewa dengan perubahan yang ada, aku tak sanggup menahan sakit ini, aku merindukan sosok yang menggenggam tanganku di dalam angkutan kota pada hari ulang tahunnya, saat kita sudah selesai mengadakan “piknik kecil” di taman itu. Sekedar mengenang, sosok yang menungguku di warung itu, berseragam merah yang duduk manis dengan sepiring gorengan di hadapannya menunggu kedatanganku, untuk menonton kepala segitiga, ya? Kau tak akan mungkin kembali dengan karena kau telah memiliki segalanya, yang sempurna bagimu."
Ya Allah, jagalah lisanku dari segala perkataan yang tak berarti. Peliharalah penglihatanku kini dari segala yang menyakiti hati remuk ini. Cukupkanlah kesabaran di hati untuk menerima, mengikhlaskan, dan menjalani hidup ini. Ya Allah, bahagiakanlah mereka yang kucintai atas izinMu, bahagiakanlah aku hanya dengan mengetahui kebahagiaan mereka dari sini. Bersitkanlah aku di hatinya sejenak seperti aku selalu mengingat, juga semua kenangan. Ya Allah, kuasaMu lah yang kumiliki, hidayahMu yang kuharapkan selalu, Engkaulah yang Maha Mempertemukan juga Memisahkan.

PEDIH

engkau yang sedang patah hati
menangislah dan jangan ragu ungkapkan
betapa pedih hati yang tersakiti
racun yang membunuhmu secara perlahan

engkau yang saat ini pilu
betapa menanggung beban kepedihan
tumpahkan sakit itu dalam tangismu
yang menusuk relung hati yang paling dalam

hanya diri sendiri
yang tak mungkin orang lain akan mengerti

engkau yang hatinya terluka
di peluk nestapa tersapu derita
seiring saat keringnya air mata
tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya

di sini ku temani kau dalam tangismu
bila air mata dapat cairkan hati
kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
agar ku lihat senyum di tidurmu malam nanti
anggaplah semua ini satu langkah dewasakan diri
dan tak terpungkiri juga bagimu

engkau yang sedang patah hati



(Ini tulisan terakhir untuk yang disana juga tulisan terakhir untuk blog ini, yang sudah menampung segala tangis, kepahitan, rasa bahagia, segala inspirasi, kenangan. Terima kasih. Peluk cium. Feby awali blog ini dan diakhiri juga dengan, senyuuuuum :) )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar