Jalan Setapak

Sepanjang jalan setapak dihadapannya. Ranting pohon bersulur-sulur disisi-sisinya. Matahari selalu terik sinarnya. Hanya rumput dan ia.
Suasana lenggang. Kicau burung telah hilang. Dan begitupun parit kecil di sekeliling. Jalan setapak itu hening.
Seperti jarang menyusuri dengan perasaan suka. Selalu dipatrikannya duka. Kadang ia murka tanpa bergeming. Sebab padanya telah terlalu sering.
Diujung gerbang telah ada. Teriring rasa percaya. Harapan tinggal terbentang. Mengganti karpet merah bagi kaki dan tangannya untuk direntang.

Untuk harapan yang tersisa
12 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar