3 Kata dari Abu-abu

Pergi
Aku menulis sebab saat pergi nanti, aku tidak mau meninggalkan luka pada telinga teman-temanku dengan suara sumbang yang melesat dari bibir seperti pedang sepanjang hidup.
Aku menulis sebab saat pergi nanti, aku ingin meninggalkan kisah pada mereka bahwa kata-kata telah menyelamatkanku dari tak bunuh diri karena rasa kurang syukur.
Aku menulis sebab saat pergi nanti, aku berhasil menjadi perempuan yang tak mampu meneriakkan kalimat kasar pada pria yang kucintai.
Aku menulis sebab saat pergi nanti, aku ingin jadi lipatan mimpi pada pesawat kertas yang akan membawamu melanjutkan hidup dan mampu membuatmu tersenyum membaca semua kenangan dalam kata.
Aku menulis sebab saat pergi nanti, aku ingin agar kamu tahu bahwa kehidupan, bagaimanapun kejamnya, selalu indah untuk dituliskan.

Mimpi
Betapa sederhana pagi mengajarkan jatuh cinta. Embun yang luruh dari daun, matahari mengintip dari balik awan, kuning kelabu.
Dan harapan yang lahir kembali dari mimpi semalam, untuk melewati ribuan pagi bersamamu, Pemimpi.

Hujan
Sore yang mendung, lagi-lagi hujan punya caranya sendiri untuk mendinginkan hati seorang yang sedang perih. Dan saat ini seorang itu membayangkan seorang lain mau menikmati hujan bersamanya, menikmati tetesan yang menetes lalu akan menetas di kepala masing-masing. Bersediakah ia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar