Dia Abu-abu

Dia abu-abu. Salah satu dari milyaran Homo Sapiens yang kukenal. Satu bukti kecil dari Maha Misteriusnya Tuhan.

Dia yang pagi hari berwujud matahari, cerah dan ceria menyinari. Namun, seketika berubah menjadi bulan, yang diam memandang dari kejauhan, dingin dan bisu.

Dia abu-abu. Yang membuatku tersenyum kecil karna leluconnya dan tertawa lebar karna tingkahnya sepenuh hidup. Yang membuatku memutar otak hanya untuk membuatnya tertawa dan mengerut dahi karna keanehan dan betapa mengesalkan dirinya setengah mati.

Dia abu-abu. Yang sekejap merangkul dan sekejap kemudian berjalan menjauh. Hangat menyapa kemudian acuh sama sekali.

Dan pada akhirnya, dia tetap abu-abu. Yang tak dapat kutebak dan kugapai, seperti itu.

(Catatan kodok kecil yang terjebak di dasar sumur. Di langit yang tak lagi malam namun bukan pagi, langit abu-abu)

3 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar