Penulis Adalah tuhan

Penulis adalah tuhan.

Dalam film, penulis skenario menciptakan tokoh dan jalan hidupnya. Dari awal hingga akhir. Sang penulislah yang menentukan akan jadi ‘apa’ ciptaannya itu. Lalu, sang sutradara adalah pengatur ‘bagaimana’ ciptaan sang penulis menjalani hidupnya, dengan dramatis, sederhana dan apa adanya, luar biasa, membosankan, apa saja. Sutradara hanya mewarnai kanvas hidup sang tokoh namun tak dapat menentang ‘takdir’ yang ditetapkan penulis sang pemegang kendali.

Ya, penulis adalah tuhan.

Penulis mampu menciptakan jutaan dunia yang ia inginkan. Dunia macam apa yang ia inginkan. Makin liar imajinya, makin gilalah dunianya.

Penulis mampu mengadakan yang tiada. Ia mampu menciptakan kecelakaan paling hebat di dunia. Buasa, misalnya. Kecelakaan persilangan antara rusa dan buaya. Ia adalah rusa melata dengan gigi tajam-tajam, tubuh manusia jadi makan siangnya. Kau bisa dapat hidup super 'futuristik' sampai-sampai kau bisa mandi di Uranus. Merasakan air mengalir dari shower ke sekujur tubuh dalam gravitasi yang nol.

Penulis punya arsip kenangan paling lengkap. Kelak, di beranda pada satu sore yang senja, ia duduk sambil membacakan kisah hidup yang ia bekukan dalam tulisan pada cucu-cucunya. Padahal pagi harinya semua air di panci menguap sebab ia lupa mematikan api di sumbu kompor. Padahal ia tak ingat nama cucunya yang paling lucu sekalipun. Namun dengan fasih menceritakan kisah hidupnya tanpa cela.

Dan penulis, mampu membetulkan hidupnya yang salah. Dengan menciptakan hidup baru, dan ia sebagai tokoh utamanya.

Penulis adalah tuhan. Untuk kita sang penonton dan pembaca, bersiaplah tersesat, berpegang erat dan bersiap terhempas ke tanda tanya.


(#now playing Banda Neira – Ke Entah Berantah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar