Senin

Ini hari Senin. Hujan sudah absen, sarapan sudah dingin, kamu menunggu: namun dikecewakan. Kata daun-daun kering di kamar, tak seharusnya kamu terus menunggu. Tentang seseorang, tentang janji, tentang kemungkinan-kemungkinan.
Kenapa harus ikut apa katanya? Seolah dia selalu ada? Jika tidak sesekali muncul untuk menggoda, lalu hilang saat kamu mulai percaya.

Ini hari Senin. Gelas kopi kedua telah kosong, meski lamunanmu penuh dengan angan-angan: ketiga... keempat... seterusnya. Kamu lupa. Kamu pantas jadi yang pertama, dan satu-satunya.

Ini hari Senin. Malam akan kembali menggantung dengan tanya-tanya seperti biasa. Sampai kapan, ya? Bukankah bisa dijawab sendiri, kalau tak pura-pura lupa bahwa ini masih masa muda yang penuh mimpi-mimpi. Lukislah, menarilah, berlari sekarang; jangan nanti-nanti. Tak perlu juga menanti-nanti... Yang sejati pasti akan datang sendiri.

Ini hari Senin. Peluk bahagiamu...
dan sisanya:
lepaskan.

29.04.2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar