Ada Taman Kanak-kanak Dalam Hatiku

Kamu membuat aku memiliki taman kanak-kanak sendiri di jiwaku.
Aku punya papan jingkat yang naik turun seperti hatiku saat berhadapan dengan kamu. Aku begitu gugup entah karena apa. Aku cemas kalau-kalau wajahku terlihat jelek dihadapanmu. Aku takut kalau-kalau masih ada sisa makan siangku yang masih menempel di sisi bibirku, yang membuatku terlihat makin jelek, ya kamu tahu aku memang jorok. Seperti saat di taman kanak-kanak pula tingkahku itu, jajanan bercelemotan di wajah, tapi kali ini aku ingin menyebut kata ‘bercelemotan’ itu dengan sedikit lebih elegan.
Hey, aku juga punya papan luncur di hatiku. Kamu disatu saat mengangkat perasaanku setinggi-tingginya, kamu membuat aku begitu bahagia hanya dengan menerima tiga huruf dalam pesanmu padaku ‘hei’, melihat senyummu, senyum-senyum sendiri melihat tingkahmu yang konyol dan sedikit mentel, tertawa mendengar candamu. Dan disatu waktu dengan sekejap, kamu menjatuhkan perasaanku ke tanah. Dan rasanya? Sakit.
Aku punya ayunan dalam hatiku, mengayun. Tinggi, tinggi, tinggi. Kamu tali pegangan dalam ayunan itu. Saat kamu ada didekatku, saat kamu ada, aku bisa berayun dengan ayunan itu dengan aman, aku tak takut terjatuh. Tapi saat kamu jauh dari mataku (kamu tetap dekat dihatiku sejauh apapun kamu), saat kamu tidak ada. Bagaimana aku dapat berpegangan? Ya aku terjatuh lah. Dan rasanya? Sakit, lagi.
Aku paling suka naik ayunan, tapi kamu sih sekarang seringnya tidak ada. Itu membuatku tak bisa berayun lagi, ya kalau aku masih bersih keras untuk berayun (baca: mencintaimu) aku harus berani untuk terjatuh, lagi, lagi dan lagi.
Aku menangis karena terjatuh, aku tertawa riang. Karenamu. Seperti di taman kanak-kanak. Ya, kamu itu taman kanak-kanak ku, dalam hatiku.


#15harimenulisdiblog
Ini pertama kalinya saya ikut tantangan menulisnya kakak,  kak @hurufkecil :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar