Sewaktu-waktu

: Zaka Aulia
I
Boneka
Pada pagi yang cerah ini, ada yang telah menungguku di balik kaca sana.
Menunggu untuk kutumpangi, membawa tubuhku terbang ke awan lalu mengejar mimpi, cita, mungkin juga cinta.
Pada pagi yang cerah ini, kulingkarkan lengan untuk memberimu peluk terakhir.
Kemudian kusodorkan tangan yang didalam genggamnya sebuah boneka.
Dalam bibir boneka kuselipkan kotak suara kecil.
Sewaktu-waktu dapat kau tekan tombol di balik tubuhnya jika rindu datang.

Sehingga kau dengar kotak suara itu berbunyi:
Teruntukmu yang pernah mengisi hari-hariku.
Doakan Tuhan melindungiku.
DiberikanNya aku yang terbaik dan dilapangkanNya segala kesempitan.
Dan jangan lupa bersyukur, telah dipertemukanNya aku dan kamu.
Jalan kita kini akan jauh berbeda. Tapi ku selalu merindukanmu.
Tertanda, Aku.

II
Lampion

Kunang-kunang itu terbang mencari sepasang mata terpejammu yang kuperintahkan dalam perjalanan ke tanah lapang ini.
Di bawah gelap alam dan langit malam.
Kunang-kunang itu berhambur saat kita tiba dan kau buka matamu.
Lalu,
Kunang-kunang itu berkerumun di sekeliling lampion yang telah kusiapkan disana sebelum terbang berkilauan di udara.
Lampion telah kulepaskan.
Aku tidak dapat terus membuatmu tertawa, tersenyum dan mendengar celotehanmu.
Menjaga tubuh kecilmu, seperti seseorang lelaki menjaga buket bunga yang tak satupun kelopak dibiarkannya runtuh.
Sewaktu-waktu kamu merasa kesepian, lihatlah ke langit.
Akan ada cahaya terang yang menemanimu.
Akan ada aku disana yang menjagamu.
Di tanah lapang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar