Filosofi Pingpong

Tahukah kau apa yang sedang ada dalam pikiranku? Aku memikirkanmu seharian ini. Memikirkan bagaimana jadinya aku tanpa rindu yang sudah terlalu biasa aku pendam sendiri dalam sanubari. Sampai pada saatnya tak mampu lagi kutahankan dan membludak keluar seperti saat ini. 

Aku terbiasa membuat sesuatu yang remeh temeh bagi setiap anak manusia menjadi istimewa di imajiku. Pernahkah kau berpikir mengapa pingpong itu bukan ping pong atau ping-pong. Karna diantara mereka tidak ada spasi. Tidak ada seorangpun yang bermain ping saja, atau hanya bermain pong.


Sederhana? Sangat. Dan ya, begitulah aku memaknai. Kau akan selalu memberikan sebuah hal yang tak berkesudahan selama masih dalam permainan, kau akan selalu memberikan sesuatu yang timbal balik tanpa pemaksaan hanya atas dasar bersenang-senang. Namun saat kau lelah, kau harus menghentikan permainan dan jika lawan mainmu tetap ingin bermain, ia tak dapat bermain sendiri, dan pada akhirnya ia harus mencari ping atau pong yang baru. Karna diantara pingpong tidak ada spasi, kalaupun ada, hanya harus berisi kita, entah itu kau dan aku, aku dan dia, ataupun dia dan kau.


Lalu apa inti yang mampu dikaitkan dari ini semua? Antara rinduku, pingpong, dan kita?


Jawabannya adalah tak akan pernah ada spasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar